Pernah saya baca tulisan begini : “Detik.com itu situs iklan yang ada beritanya !”. Kejam memang. Tapi di satu sisi saya rasa sudah seharusnya memang Detik menanggapi hal ini. Bung Ronny sendiri dalam tulisannya “Detikcom dituntut semua penghuni Apartemen Taman Anggrek”. Memberi kritik yang cukup tajam. Sekaigus mempertanyakan, mengapa tidak ada media lain yang mengisi celah dari Detikcom ini.
Detik banyak iklannya, benar. Detik sering salah tulis, benar. Detik beritanya tidak akurat, sering juga. Detik tidak ada RSS nya, benar juga. Detik teknologi webnya kuno (gak web 2.0), mmmm… bener juga. Dst.. dst… Kalau diteruskan jadi sangat panjang. Lalu sebegitu banyak celah yang diberikan Detik, mengapa belum ada media berita online yang mengalahkan Detik? Bahkan OkeZone yang di-backing-i oleh grup MNC saja belum bisa?
Sebagian besar orang yang mengakses internet di Indonesia, bukanlah advance user. Jadi mereka sudah cukup puas dengan apa yang disajikan oleh Detik.com. Dan semakin orang akrab dengan internet (biasanya juga orang yang taraf hidupnya cukup), tentu tingkat kepuasannya akan media juga meningkat. Ia tidak mau apa yang dia baca dijejali dengan iklan. Maka Agrakom pun melahirkan DetikPortal.com yang isinya “katanya” tidak pakai iklan, dan isinya lebih akurat. Tetapi, untuk bisa mengakses isinya anda harus berlangganan. Biayanya seingat saya Rp.50ribu per bulan.
Pay more to get more.. (mungkin gitu kali ya semboyannya Detik)
Oh iya.., tulisan ini bersambung.. baca tulisan saya berikutanya..
jadi inget dengan sebuah forum yang katanya terbesar di indonesia, yang mesti bayar kalo gak mau ada iklannya
Oh ada yg gitu? Kaskus ya?