Beberapa tahun lalu saya pernah menjalani diet keto selama 3 tahun. Buat saya ini sangat-sangat berhasil. Saya menemukan diet ini setelah mengalami stagnansi berat badan dan body fat tak kunjung turun walaupun sudah olahraga maksimal dan makan secukupnya.
Saya berhasil menurunkan berat badan sedikit lagi, tapi body fat saya turun jauh, dari 20-an % ke titik terendah pernah 13%. Tapi, diet keto itu cenderung mahal dan untuk beberapa kasus jadi sulit diterapkan (misal ketika makan bareng kolega.., jadi sulit memilih menu).
Nah tahun 2022 lalu, saya sempat agak serius mencari alternatif diet. Ini karena sejak berhenti diet keto dan hampir tak pernah berolahraga berat badan jadi tak karuan. Saya bertemu lagi dengan intermittent fasting (diet jendela makan, kalo kata sebagian orang). Simpel juga, cukup berhenti makan dan minum (selain air putih) selama minimal 18 jam. Ini pun berhasil lumayan. BB saya turun 9kg dalam waktu 7 bulan. Lumayan banget. Istri saya pun akhirnya mencoba dan hasilnya juga bagus.
Jujur saja, waktu memulai diet ini, saya memang hanya coba-coba. Pengen tahu aja emang berhasil atau enggak. Karena di kepala saya tetap diet keto lah yang paling josss.
Dengan berhasilnya intermittent itu (walaupun stagnan tidak bisa turun lagi), saya merasa ini alternatif diet yang bisa sekali direkomendasikan ke orang-orang. Simpel dan ramah di kantong.
Tapi tak disangka, ada hasil riset baru yang mengatakan bahwa sebenarnya intermittent fasting itu bukan berhasil karena konsep “jendela makan”-nya. Tapi simply memang karena input kalorinya jadi lebih kecil aja.
Jadi misal nih, kita menjalankan intermittent fasting. Lalu di saat jendela makan (8 jam) kita makan 3x. 2 kali makan berat: nasi putih, ayam goreng dan sayur bayam, dan 1 kali snack roti gandum. Nah menurut riset tersebut, sebenarnya hasilnya akan sama aja dengan kita konsumsi yang sama di jam berapapun. Intinya kalori yang masuk sama, jam itu tidak penting.
Lalu kenapa banyak yang merasa intermittent fasting itu berhasil? Seperti saya contohnya. Ya sebenarnya karena pada umumnya, orang jadinya akan makan lebih sedikit ketika ada batasan jendela makan (8 jam atau kurang).
Dipikir-pikir masuk akal juga. Jadi back to diet kalori aja nih kita, gaes? 😀