Sekitar 10 tahun lalu saya pernah mencoba-coba layanan webhosting dari berbagai provider, lokal maupun luar negri. Salah satu (dari berbagai) alasan saya tidak lanjut dengan layanan hosting lokal ini adalah masalah bandwith global. Jadi biasanya hosting lokal itu memberikan layanan “unmetered” bandwith. Seolah-olah bandwithnya besar, dan otomatis akses pengunjung ke website yang di-host di sana akan sangat lancar juga.
Tapi, kalau tidak cek detail, kita gak akan tahu kalau ternyata bandwith yang besar itu hanya untuk lokal. Biasanya hosting yang murah, bandwith internasionalnya juga kecil. Kecilnya ini kadang gak ketulungan, hanya hitungan ratusan kilo byte.
Biasanya penyedia webhosting ini akan mengambil sudut pandang “Target pengunjung website kalian dari Indonesia atau dari luar negeri? Kalau toh targetnya Indonesia, gak usah pusingin bandwith global.” Nah di sini masalahnya. Betul, pengunjung website dari Indonesia tidak akan terpengaruh, dan mungkin betul juga akan cepat aksesnya. Tapi… pengunjung web itu kan tidak hanya manusia. Ada juga bot atau mesin-mesin. Contohnya: bot atau mesin pencari Google. Bot Google ini akan mengakses website kita, memprosesnya untuk kemudian muncul di hasil pencarian Google. Selain itu waktu link ke website kita di share di media sosial (Twitter, Facebook, dll), bot dari media sosial ini juga akan mengakses web kita lalu membuat pratinjau (preview). Hasil preview ini tentunya lebih menarik buat pengguna, sehingga pengunjung website juga akan bertambah.
Jadi kalau bandwith globalnya kecil, website kita otomatis akan sulit ditemukan di Google. Begitu juga ketika link ke website kita dibagikan di media sosial, hasilnya tidak optimal.
Solusinya: Cloudflare
Tenang saja, bukan berarti masalah di atas tidak ada solusi. Kalau kalian mau lanjut dengan layanan hosting lokal dengan bandwith global kecil itu, solusinya adalah Cloudflare.
Cloudflare ini menyediakan layanan cache dan CDN gratis. Ada banyak sebenarnya fitur-fitur Cloudflare lainnya, tapi fitur tadi itu yang bisa dipakai sebagai solusi masalah di atas.
Setelah layanan Cloudflare diaktifkan dan nameserver alamat website kalian dikonfigurasi dengan benar yang terjadi adalah:
- Cloudflare akan membuat cache website kita di jaringan CDN global mereka. CDN itu singkatan dari Content Delivery Network. Sederhananya ini jaringan server di berbagai belahan dunia, dan server ini menyediakan cache (semacam “copy”) dari halaman website kita.
- Ketika ada pengunjung ke website kita (bot maupun manusia), Cloudflare akan menerima request ini dan melayani dengan jaringan CDN terdekat. Jika pengunjungnya dari Eropa, Cloudflare akan melayani dari server di Eropa, begitu juga kalau pengunjungnya misal dari Singapura, akan dilayani dari server di Singapura atau lokasi terdekat lain di Asia Tenggara.
Cara menkofigurasi Cloudflare agak teknis memang, apalagi kalau websitenya ada SSL. Tapi jangan khawatir, tutorialnya sudah banyak sekali di internet.
Jadi, kalau punya budget terbatas, pilihan webhosting lokal tetap bisa dipertimbangkan. Kekurangannya hanya satu, kalian jadi tergantung dengan Cloudflare. Risikonya bisa saja sewaktu-waktu Cloudflare memutuskan layanan ini tidak lagi gratis. Tapi ya.., namanya budget terbatas ya, harap maklum aja kalau ada risiko. Haha.