Dialog Kenyataan

11 thoughts on “Dialog Kenyataan”

  1. walahh… ini dia yang bikin negara kita makin ancur2an..
    begitu anaknya mimin udah jadi PNS, yang ada di otaknya cuma satu :
    gimana supaya bisa balik modal 30 jutaan..?

    caranya anaknya si mimin banyak dan kreatif : bisa korupsi/mark-up pengadaan barang , nerima gratifikasi tender sampai nyolong barang2x di kantor buat dijual lagi…

    parah dahh…

  2. ga dikampungmu, dikampungku juga sama… hehhe..
    tapi ada satu dua yang pake `jalur` bersih kok to,
    tapi kalo ga gitu, jaranglah ada pejabat (yg penerima dana) yang bisa punya mobil,
    rumah mewah, vila.. hehhe..
    namanya aja indonesia, motormu/keretamu (istilah hita dihutaan) aja bisa `diuruskan` dapet izin terbang to..
    hehehe

  3. Sebagai orang yang terbiasa hidup hemat :P, kalau saya dalam posisi Mimin pasti akan menabung juga untuk melicinkan proses menjadi PNS. Sebenarnya orang-orang seperti Mimin ini tidak jahat, hanya cara pandangnya masih belum luas. Dan menurut saya banyak juga orang-orang yang seperti Mimin tapi tetap menjalankan tugasnya dengan penuh integritas, jagi ga bakalan korupsi gitu, meski jalan masuknya ga mulus

  4. Yah… Saya juga berhasil lolos ujian masuk kampus juga berkat “usaha sampingan”, di samping ngerjain soal ujian… Hehehe… Tapi, gak pake duit loh… Ogah aku kalo musti pake duit segala.

  5. wuih.. cerita asli kagak tuh…
    kalau yang asli tuh masuk PNS gak cukup cuman 30 juta,,, tuh mah di daerah pesisir pesisir pantai atau daerah pemukiman penduduk pedalaman bro…

    setahuku tuh habisnya sekitar minimal 50 juta an, dan biaya atau duit tersebut tersebar merata secara tersindikat dengan rapi aman dan damai serta terjamin, yang pertama dari pihak kepolisian agar nanti buat jaga jaga kalau tahu tahu terbongkar, mudah keluarnya atau tahu tahu bebas deh. ke dua untuk panitia penyelenggara, ini nih yang lumayan agak banyakan, agar kita aman untuk mencontek kek, datang telat kek, atau mungkin juga di joki kan oleh seseorang, yang ketiga tuh biasanya untuk “seseorang yang tidak bisa saya sebutkan jabatannya” nggarai saru… ini nih yang menjadi penentunya, semakin banyak, maka presentasi kelolosannya akan semakin besar, begitu juga dengan sebaliknya

    kalau masalah tanah sih yang paling terbaru itu kayak gini, tanah kosong kan.. pemilik di Jakarta.. ya udah… kita ke tempat pembuatan sertifikat tanah trus ngomong kalau surat tanah tersebut hilang dan pengen ganti baru, memang sih, biayanya sangat mahal, tetapi itu akan terbayarkan ketika nanti tanah tersebut ternyata tanah yang strategis…. banyak banget lho yang seperti itu

    udah deh… inilah Indonesia, berbagai macam suku dan budaya serta berbagai macam pola kejahatan yang ada… tapi satu hal aja men… gak semuanya seperti itu…. masih banyak orang orang yang jujur dan bertanggungjawab di bumi pertiwi ini, gak perlu khawatir…. kebenaran akan selalu ada walaupun terlambat atau mungkin hampir runtuh.. tetapi tetap ada kebenaran dan keadilan tersebut.. tinggal bagaimana kita sendiri….

    akan berjalan ke arah yang lurus atau sedikit sedikit lurus dan sedikit sedikit berbelok atau bisa juga kita mengambil jalan lain yang lebih beresiko tinggi

  6. Benar sekali, sisi lainnya adalah seperti itu. Anak Si Mimin itu pekerja keras dan jujur kok, walau secara akademik tidak sebagus kandidat ‘bersih’ lainnya.

  7. Yang jelas kalau memulainya aja sudah salah apalagi belakangnya, segalai susuatu yang dimulai dengan kejujuran pasti hasilnya akan bagus juga, tapi jika dimulainya dengan kebohongan pasti hati ga akan tenang…. semoga genarasi negeri ini yang akan datang tidak bermental seperti orang tua mimin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *