Category: Linux

Kecelakaan Pesawat Garuda di World’s Most Amazing Videos – Lebay..

Pernah nonton acara “World’s Most Amazing Videos” ?  Kalau enggak salah ini juga disiarin di salah satu TV Nasional. Isi acaranya, seusai judulnya : Video – video yang paling menakjubkan di dunia. Kebanyakan sih tentang kecelakaan.

Barusan, sambil setting SVN repo di server Debian, TV saya biarkan menyala. Kebetulan channel yang saya pilih waktu itu AXN. Acara yang sedang tayang adalah World’s Most Amazing Videos tadi. Samar – samar saya dengar ada kata “jogjakarta”. Konsentrasi saya pindah ke layar monitor 14″ + tv tunner itu. Ternyata sedang ditayangkan video tentang kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adisucipto, Yogyakarta tahun 2007 silam.

Yang bikin saya sedikit terganggu adalah naratornya. Kata – katanya lebay..

  • “… pesawat ini akhirnya jatuh di sebuah tempat yang terpencil (in the middle of no where) “. (Whaatt?? Itu deket bandara Om…!)
  • (lanjutan kalimat di atas) “..sehingga bantuan pertolongan sulit mencapai lokasi tersebut” (Jadi, mobil pemadam kebakaran yang berjejer di deket Bandara Adi Sucipto itu ndak diitung pertolongan ya?)
  • “.. korban yang selamat segera menyelamatkan diri dari pesawat yang jatuh di salah satu pulau kecil dari 17 ribu pulau di Indonesia..” (Okey.., jadi P. Jawa itu sekarang kecil ya? Ooo.. baru tahu)
  • Para korban selamat segera dirawat di sebuah rumah sakit kecil (tiny little hospital)” (Hmm.. iya.., emang sih RS yg deket bandara itu kecil. Tapi ndak sekecil Puskesmas deh kayaknya).
  • Akhirnya kurang lebih 200 korban kecelakaan berhasil diselamatkan.., terima kasih pada komunitas kecil (that tittle community) yang segera memberi pertolongan..” (Komunitas kecil itu kalo di Indonesia namanya SAR + Pemadam + Polisi + Dokter + Masyarat + Petugas Bandara + + +..)

Jadi sekarang kalau saya nonton acara itu lagi saya bakal kepikiran terus : “Nih naratornya mesti lebay..” 😐

Blogging Makin Susah

Kenapa ya, kok belakangan rasanya blogging makin susah. Banyak sebenernya yang pengen ditulis. Tapi rasanya capek banget harus confirm kebenaran faktanya kesana – sini, cari tautan yang benar, belum lagi cek ulang sesuatu yang sudah lupa – lupa ingat.. Kaya postingan ini, sebenarnya tadinya mo nulis tentang Toko Online, berhubung ndak terkonsep dengan jelas, ya sudah curhat saja.. 😛

Oh iya, dan rasanya saya juga sudah semakin jarang baca blog, *kecuali ada yang ngasih tautan di Twitter ato Plurk (he..he..)

*ini memang posting curhat*

Exaile – Pembunuh Amarok

exaileTadinya saya kecewa dengan Amarok di Ubuntu Jaunty, yang saya rasa ‘buggy’ (bug nya disana siniy..). Kemudian bung Rijal menyarankan menggunakan MiniRok (walaupun dia lebih suka Rok Mini). MiniRok ini adalah Amarok versi minimalis. Hampir memenuhi kebutuhan saya. Cuma satu kurangnya, volume controlnya ndak ada. Harus lewat master volume controlnya Ubuntu.. Ndak nyaman.

Akhirnya dengan sangat – sangat terpaksa, saya memakai Rhythmbox (default audio player di Ubuntu). Saya sangat merasa tidak nyaman, karena ndak ada file browsernya. (atau jangan2 ada pluginnya?). Tapi selain itu, penggunaan lainnya juga saya enggak ngerasa nyaman.

Dan tadi siang, seorang teman saya yang baru kurang lebih 3 minggu pakai Linux (total Ubuntu, tanpa OS lain !), menunjukkan Exaile.. (saya *lagi – lagi* baru tahu ada program ini).

Singkatnya, Exaile ini adalah Amarok versi GTK. Jadi User Interface nya memang mirip banget dengan Amarok. Anda yang sudah biasa pakai Amarok pasti sangat gampang menggunakan program ini. Ahh.. ini dia, player yang memenuhi keinginan saya :

  • Ada file browsernya (integrated)
  • Bisa dirandom, dan disorting sesuai selera kita.
  • Ada equalizernya
  • Default tampilan track/album/artist bisa dikostumisasi dan diganti dengan File Location..
  • Ada tray icon nya (jadi ndak usah menuh – menuhin jendela yang sedang kebuka).

OK lah..  : sudo apt-get purge amarok !

Cuma satu kurangnya (atau saya yang belum tahu), di atas tray icon nya Exaile, belum bisa gedein atau ngecilin volume dengan mouse scroll.

Oh iya, kayaknya salah satu developer Exaile ini orang Indonesia, namanya Johannes Sasongko.

Skrinsut Kembali Menyenangkan

Dulu waktu buka – buka blog- blog orang – orang keren – keren *fiuhh.. 2 kata semua – semua* :P. Saya ulangi.., dulu sering nemu blog yang kadang di dalemnya ada skrinsut (screenshot) dari suatu halaman web, ataupun skrinsut dari desktopnya. Tapi skrinsutnya tidak standar, diedit gitu. Jadinya bagus. Kebanyakan sih dibuat jadi berbayang model Compiz atau MacOS. Ada juga yang dimiringin dikit.

Dulu aku heran, ni orang niat banget tiap skrinsut digitukan. Lumayan repot juga kan ngeditnya. Kepikiran sih mungkin mereka pake plugin tertentu atau skrip tertentu biar lebih cepat. Eh ndak tahunya emang ada softwarenya. Namanya Shutter.  *halah.., kemana aja Ban…!* .  Shutter ini jalan di Linux, ndak tahu kalau di OS lain).

Nih contoh skrinsut dari blog ini :

shutter-blog

Sekarang skrinsut kembali menyenangkan bagi saya.. 😀

[update]

Selanjutnya bisa diedit dengan Screenie : http://ariya.blogspot.com/search/label/screenie (Thanx om Ariya).

Rilis Theme WordPress untuk Situs KPLI Jogja

Karena KPLI Jogja sangat dekat dengan istilah GPL, maka saya rasa tidak ada salahnya jika theme wordpress untuk situs KPLI – Jogja (Jogja Linux) pun saya lepaskan secara gratis dibawah lisensi GPL. Silahkan download di sini : http://labanapost.com/download/jogjalinux79.tar.gz

PERINGATAN : Theme ini dibuat khusus (custom) untuk situs Jogja Linux, jadi untuk bisa tampil keren seperti situs Jogja Linux saat ini anda harus menyesuaikan sendiri beberapa bagian dari theme tersebut.

Sedikit cerita *curhat* dibalik re-desain situs KPLI Jogja ini.

Nama

Nama theme nya JogjaLinux79. Kenapa? JogjaLinux nya jelas.., tapi mengapa angka 79? Karena dibuatnya dari tahun 2007 – 2009. Lama? Ya gitulah.. :P. Sebenarnya saya sudah janji sama bung Iwan ‘stwn’ (pembuat distro Kuliax – eks. ketua KPLI Jogja) untuk meredesain situs Jogja Linux. Dan seharusnya desain baru tersebut dilaunching bersamaan dengan event Indonesia Linux Conference 2007 yang saat itu dipegang oleh KPLI Jogja. Tapi janji tinggal janji.., aku telah ingkari.. Ouh..ouh.. ouh.. Laa.. la..laa.. *ehm..

Logo

Logo baru Jogja Linux itu sebenarnya sudah jadi sebelum ILC 2007. Jadi tadinya niatnya launching desain baru situs Jogja Linux, sekalian memperkenalkan logo barunya. Eh iya, sapa ya yang buat logo Jogja Linux yang baru ini? Aku kok lupa? Pliss.., yang tahu ninggal komen dibawah ya..

[UPDATE] Logo KPLI Jogja yang baru ini dibuat oleh Fahrezal Effendi aka rezal aka exavolt (thanx bung Iwan atas koreksinya).

Logo yang digunakan di web sekarang bukan versi original. Yang digunakan di web sekarang itu sudah saya edit sedemikian rupa dengan software Inkscape.

Mockup

Desain dalam bentuk grafis (istilahnya kalo gak salah mockup) pernah dibuat tahun 2007.  Tapi jelek banget.. jadi ndak tega diteruskan jadi theme wordpress. Kalau yang sekarang kan keren abiss… (berani protes, gorok…!). Berikutnya terjadi modifikasi terus. Silahkan lihat disini http://labanapost.com/download/. Semua file yang bernama depan mockup-*, dan berakhiran *.htm itu adalah perkembangannya dari jaman ke jaman. Yang sekarang dipake adalah versi 0.4, walaupun dengan sedikit perubahan dari mockup asli.

Selama proses ini saya juga tetap diuber – uber sama bung Agung (ketua KPLI Jogja). Hingga akhirnya dia berhasil. (Cocok buat dipilih lagi jadi ketua untuk pengurus periode berikutnya).

Oh iya, seluruh desain dibuat menggunakan Inkscape pada OS Ubuntu, saya menggunakan bantuan grid image *lupa dapet dari situs mana*. Color Pallete yang saya pilih di Inkscape adalah Tango.

XHTML + CSS

Di versi mockup 0.3 sebenarnya sudah sempat mau dijadikan theme, walaupun saya masih merasa ndak puas. Kemudian setelah beberapa kali meminta bantuan di milis Jogja Linux, akhirnya ada yang mau meluangkan waktu membantu saya. Bung Andri bersedia mengkonversinya ke XHTML & CSS menggunakan bantuan tool YAML. Tetapi karena saya akhirnya merubah desainnya ke versi 0.4, hasil kerja keras bung Andri tersebut tidak jadi diteruskan menjadi theme wordpress. Read More

Amazon S3 dengan CakePHP

Beberapa hari ini saya cukup disibukkan dengan memahami cara kerja Amazon Simple Storage Service (Amazon S3), yang merupakan salah satu layanan dari Amazon Web Service (AWS), dilanjutkan dengan menulis beberapa baris kode agar bisa bekerja dengan CakePHP . Ini adalah salah satu bagian dari situs yang sedang saya kerjakan.

Langsung aja. Library PHP5 untuk mengakses layanan Amazon S3 ini saya gunakan Class S3 dari http://undesigned.org.za/2007/10/22/amazon-s3-php-class, hasil karya dari Donovan Schönknecht.

Agar bisa diakses dalam CakePHP, file class S3 tadi (S3.php) diletakkan di folder app/vendor/. Setelah itu saya buat fungsi baru di dalam controller yang mengakses Amazon S3 nantinya.

function _initAws()
{
// AWS access info
if (!defined('awsAccessKey')) define('awsAccessKey', 'AKHTZQYAXRXHTZQYAUUM'); // Sesuaikan dengan AccessKey anda
if (!defined('awsSecretKey')) define('awsSecretKey', 'VJFcyIksmdnk90kngio'); // Sesuaikan dengan SecretKey anda

App::import('Vendor', 'S3', array('file'=>'S3.php'));
$s3 = new S3(awsAccessKey, awsSecretKey);
return $s3;
}

Kemudian jika di dalam salah satu fungsi controller anda (di dalam controller yang sama), anda ingin mengakses S3, cukup gunakan baris berikut :

$s3 = $this->_initAws();

$s3->putBucket('cdn.labanux.com', S3::ACL_PRIVATE); // Membuat bucket baru

$s3->putObjectFile($file_path, 'cdn.labanux.com', 'image/'.$file_name.'.xcf', S3::ACL_PRIVATE);

// Menyimpan ke bucket cdn.labanux.com, dengan nama file image/$filename.xcf (image itu hanyalah virtual folder, karena Amazon S3 tidak mensupport folder. Dengan dinamai seperti itu, maka file anda kelihatan seperti berada di dalam sebuah folder / subfolder

Oh iya, bucket itu unik, ndak ada yang sama di AWS. Terus asyiknya gini, kalau bucket kita bernama : labanux, maka bucketnya beralamat di s3.amazonaws.com/labanux, ataupun labanux.s3.amazonaws.com. Kalo nama bucketnya cdn-ku.org, maka bisa diakses di cdn-ku.org.s3.amazonaws.com, ataupun s3.amazonaws.com/cdn-ku.org

Nah kalo kita punya domain labanux.com, kita bisa nambahin subdomain cdn.labanux.com kan? Nah, di S3 nya kita bikin bucket dengan nama cdn.labanux.com. Jadi ntar bisa diakses dengan alamat cdn.labanux.com.s3.amazonaws.com.

Lalu gimana biar CDN (Content Delivery Network) nya beralamat di cdn.labanux.com? Gampang, di NS servernya dibuat record CNAME cdn.labanux.com diarahkan ke cdn.labanux.com.s3.amazonaws.com

Lalu bagaimana jika kita ingin mengakses file dari AWS untuk di berikan kepada user (di download user) ?

Kalau file & bucketnya public, bisa langsung diakses secara direct (misal filenya : image/fotoku.jpg) : s3.amazonaws.com/bucket/image/fotoku.jpg. Atau kalau mengikuti contoh di atas jadinya : cdn.labanux.com.s3.amazonaws.com/image/fotoku.jpg, atau (ini yang saya pakai) : cdn.labanux.com/image/fotoku.jpg.

Nah, kalau file / bucketnya private. Ada dua cara. Cara pertama : Read More

LinuxMint Dukung Palestina

Clement LefebvreClement Lefebvre, founder distro LinuxMint baru saja mengeluarkan statemen yang mengundang banyak perhatian komunitas Linux. Dalam tulisannya di Blog LinuxMint dengan tegas dia menyatakan bahwa dia mendukung Palestina. Dan dia menambahkan dua statement ini :

I’m only going to ask for one thing here. If you do not agree I kindly ask you not to use Linux Mint and not to donate money to it.”

“I don’t want any money or help coming from Israel or people who support the action of their current government.”

Terlepas dari pandangan politik yang mendukung ataupun menolak tindakan terhadap Palestina, banyak aktivis opensource yang tidak setuju dengan tulisan Clement ini. Bukan karena pandangan politiknya, tetapi karena dia menuliskannya bukan pada tempatnya. Menurut mereka opini politik pribadi tidak seharusnya dimasukkan di dalam sebuah karya bersama dari komunitas opensource, terlepas dari kenyataan bahwa kontribusi terbesar tetap dari dia. Tentu saja ada sebagian juga yang setuju. Menurut mereka Clement adalah satu dari sedikit orang yang berani mengutarakan pendapatnya dengan jujur.

[UPDATE] Tulisan di Blog LinuxMint sudah dihapus, dan akhirnya dipindah ke blog pribadi Clement Lefebvre – Thanx infonya om Vavai.. 🙂

Software yang Beli Pasti Lebih Bagus Daripada yang Gratis

“Logikanya aja lah.., sesuatu yang beli itu pasti lebih bagus daripada yang gratisan.. Iya kan? Jadi, .Net itu lebih bagus daripada Java”, ujar salah seorang pembicara pada acara Sunday Sonten ke-8 yang waktu itu bertempat di kampus Informatika UPN Yogyakarta. Saya tidak tahu *hacker* ini sedang bercanda atau serius, tapi lihat mimik wajah dan gaya bicaranya, kayaknya sih emang lagi serius.

Tapi…., ahh.. serius lo..?

Tes Desain Baru Situs Jogja Linux

Situs Jogja Linux sudah berganti theme (setelah dikerjakan selama 2 tahun 😉 ), tapi belum permanen, statusnya masih live test.

Link : http://jogja.linux.or.id

Komputer, Komputer dan Komputer Lagi

Bulha dan Haran duduk di pinggir jembatan baru di bilangan Pogung Kidul. Sebuah jembatan baru yang menghubungkan jalan di sepanjang selokan Mataram dengan Jalan Monjali.  Sambil sesekali nge-Plurk via handphone Motorla c650 nya, Haran menampakkan mimik wajah yang gelisah. Sepertinya ada beban berat yang ingin diungkapkannya kepada Bulha.

Haran : “Bul, kok aku rasane pengen unplugged dari dunia komputer yo..”

Bulha : “Lah ngopo-e Ran?”

Haran : “Bosan, dab..! Gini deh.. aku tanya kamu sekarang. Kerjamu apa?”

Bulha : “Programmer..”

Haran : “Hobimu apa?”

Bulha : “Mmm.. main game online.”

Haran : “Kalo ada waktu senggang kamu ngapain?”

Bulha : “Biasanya sih ngerancang arsitektur web yang pengen kubuat.. Kalo enggak bikin sampler di Fruity Loop”

Haran : “Kamu gak pernah sosialisasi sama orang po?”

Bulha : “Ya pernahlah.. Hampir tiap saat malah.. Lewat Facebook, Plurk, Twitter, YM.. Macem – macemlah, dab.. Toh pacarku juga kerjanya graphic desainer, jadi kita selalu komunikasi via YM. Gak ada masalah tuh.”

Haran : (menirukan icon DOH nya Plurk) “Itu yang tak maksud.. Semua waktumu diisi dengan komputer..”

Bulha : “Ya.. ya.. gak juga. Tapi kan emang kerjaku programmer. Jadi tiap hari di depan komputer, ya aktifitasku jelas seputar itu dong.. Tapi kalo libur kan aku bisa bermain dengan duniaku sendiri..”

Haran : “Emang kalo lagi liburan kamu ngapain?”

Bulha : “Resolusi ku untuk liburan tahun ini sama dengan tahun kemarin, belajar seni..” (diucapkan dengan gaya yang mantap, pede, dan berapi – api, mirip kaya teman – temannya yang ikut MLM)

Haran : “Wuah.. Boleh tuh resolusinya.. Seni opo ki dab? Bikin band reggae, kursus nari ato apa nih?”

Bulha : “Yo ora lah.. Aku sudah ngerencanain, nanti setiap libur di tengah tahun pertama ini aku bakal belajar disain bergaya Realism dengan The Gimp sama Inkscape, nah tengah tahun kedua aku belajar seni Surrealism lewat animasi dengan Flash”

Haran : “Arrghhh.. Iki sing tak maksud tadi.. Kerja di komputer, hobi di komputer, kalo ada waktu senggang main komputer, sosialisasi via komputer, menghabiskan waktu liburan dengan komputer.. Kalo valentin-an, ngirim icon Coklat ke pacarmu lewat Facebook, kalo temen ulang tahun, ngasih gambar kue ultah lewat email.. Edan kowe ki..!” Read More

Linuxer yang Kecewa

Mereka yang *terjerumus* ke dunia Linux punya alasan yang berbeda – beda. Ada yang karena tertarik saja, terpaksa (seperti saya), ingin terlihat cool (jendela hitam itu keren po??), penasaran, cuma pengen coba – coba, dan masih ada banyak alasan tak masuk akal lainnya.

Sebagian dari mereka ini akhirnya menjadi pengguna Linux yang militan. Begitu semangat mempromosikan Linux. Bahkan dengan begitu semangatnya membuat flyer tentang bodohnya *kita* selama ini memakai software bajakan, apa akibatnya, penegasan ancaman penjara dari UU Haki, sampai masalah masuk neraka. Silahkan tertawa, tapi saya pribadi pernah melakukannya sendirian di kampus waktu di semester 2.

Ketika sudah jadi Linuxer-militan ini, seringkali fanatisme akan Linux menjadi begitu *parah*. Mereka yang menggunakan software bajakan dianggap sebagai manusia paling berdosa, pelanggar UU, bodoh, dst. Oh iya, dan biasanya jadi anti-Microsoft.

Tak lupa para pahlawan dunia opensource pun menjadi idola mereka, seperti Linus Torvalds, Richard Stallman, dll. Di tingkat lokal (Indonesia) pun Linuxer-militan ini punya idola juga, seperti …, …, …, *tak usah disebutlah.. nanti pada ge er (ha..ha..). Ya anda tahulah siapa – siapa mereka. Read More

Kado Natal dari Dunia OpenSource

CakePHP memberikan hadiah yang sangat berkesan di peringatan kelahiran Yesus Kristus kali ini. Versi Final dari CakePHP 1.2 akhirnya diluncurkan tepat tanggal 25 Desember 2008 lalu, setelah dikembangkan selama kurang lebih 2 tahun.

VLC juga memberikan sedikit kejutan pada saya, karena tiba – tiba saya mendapatkan logo VLC (Video Player) menggunakan topi Santa Claus.

Mungkin ada yang tahu kado – kado lainnya ?