Alasan Mengapa Masih Banyak yang Pilih Calo

Oke, memang panjang kali lebarnya gak bakal cukup buat ngomongin per-calo-an. Karena pembicaraannya bisa jadi tak berujung (tak berhingga). Nah, karena tak berhingga ditambah satu tetap tak berhingga, jadi gak masalah kalau saya tambah satu. 😀

Kalau anda berasal dari propinsi A, kemudian kebetulan dapat kerja (serabutan) di propinsi B, birokrasi tidak akan lepas dari anda. Dari daerah asal anda, anda sudah bikin KTP, yang katanya KTP Nasional. Tapi setiap ngurus dokumen apapun (mulai dari bikin rekening bank sampai nyewa CD bajakan di rental), yang diminta tetap KTP lokal.

Bikin KTP lokal? Harus punya KK (Kartu Keluarga) lokal situ juga. Dan anda pun harus mengurus perpindahan KK. Sebagai orang yang kerjanya serabutan, gak pasti bakal berapa lama di provinsi B, wajar kalau anda merasa berat hati untuk mengurusnya. Selain repot, tentunya juga nanti kena biasa administrasi sana – sini + makan waktu. Ditambah anda masih belum tahu bakal berapa lama berada di propinsi B.

Cerita serupa terjadi juga ketika anda membeli kendraan bermotor. Ya, anda tetap bisa membeli motor second di dealer – dealer motor second. Tidak perlu balik nama, biar gak usah berurusan dengan berbagai administrasi yang ribet. Yang penting dokumen lengkap dan dealernya punya reputasi bagus.

Tapi saat tiba waktu perpanjangan STNK, maka anda tetap harus punya KTP asli sesuai yang tertera di STNK dan BPKB. Pilihan lain, (kalau anda punya fotokopi KTP pemilik sebelumnya) anda bisa balik nama. Tapi.. anda tetap harus punya KTP lokal untuk bisa balik nama. Dan untuk membuat KTP lokal, kembali ke masalah di atas.

Solusi? *Untung* nya di negara kita tercinta ini banyak *pihak* yang bersedia menolong, tentunya dengan biaya tertentu (baca : calo). Cukup datang ke tempat mereka (beberapa bahkan bisa dipanggil), berikan sejumlah uang yang sesuai dengan perjanjian, dan dalam 1 hari semuanya beres. Hemat waktu, hemat tenaga, hemat pikiran, walau tetap beresiko tinggi (!). *tindakan yang bertentangan dengan hukum tentu ada sanksinya  – kalau ketahuan. Continue reading “Alasan Mengapa Masih Banyak yang Pilih Calo”

Selamat Tahun Baru

Tahun 2008 kemarin memang spesial buat saya dan keluarga. Setelah 5 tahun lebih kami tidak pernah berkumpul bersama, di tahun ini kami bisa berkumpul bersama lagi. Pertama di Jogja, kemudian di Jakarta, dilanjutkan di Medan. Nah Natal kemarin hingga pergantian tahun ini pun akhirnya kami bisa berkumpul kembali lagi di rumah, di Jambi.

Menyongsong tahun baru 2009 ini sebenarnya saya sudah mencoba membuat beberapa resolusi, dari yang 1024, 1280, sampe yang 1440 :D. Tapi banyak yang tidak bisa dirancang dengan jelas karena beberapa hal yang belum ada kejelasan. Tapi tepat tanggal 31 kemarin, saya mendapat email konfirmasi yang menyatakan aplikasi S2 saya ke luar negri ditolak.. 🙁 *hiks.. padahal dah niat pengen ke luar negri. Tapi gak apalah.., teman saya pun ditolak juga.. Ha.ha..ha

Nah sepertinya besok saya sudah bisa membuat resolusi untuk tahun depan, karena bagian *luar negri* sudah bisa dicoret.. Ha..ha.. Continue reading “Selamat Tahun Baru”