IndonesiaOnTime.com – Sudah Resmi Ditutupkah?

Sepertinya kabar burung tentang portal berita lokal yang mati itu memang kenyataan. Hari ini saya akses IndonesiaOnTime, dan tidak ada berita baru sama sekali sejak akhir tahun 2008. Tapi sampai sekarang situsnya masih bisa diakses. IndonesiaOnTime.com ini salah satu portal berita baru yang digawangi beberapa orang yang sangat berpengalaman di media elektronik (radio & televisi). … Continue reading IndonesiaOnTime.com – Sudah Resmi Ditutupkah?

Komputer, Komputer dan Komputer Lagi

Bulha dan Haran duduk di pinggir jembatan baru di bilangan Pogung Kidul. Sebuah jembatan baru yang menghubungkan jalan di sepanjang selokan Mataram dengan Jalan Monjali.  Sambil sesekali nge-Plurk via handphone Motorla c650 nya, Haran menampakkan mimik wajah yang gelisah. Sepertinya ada beban berat yang ingin diungkapkannya kepada Bulha.

Haran : “Bul, kok aku rasane pengen unplugged dari dunia komputer yo..”

Bulha : “Lah ngopo-e Ran?”

Haran : “Bosan, dab..! Gini deh.. aku tanya kamu sekarang. Kerjamu apa?”

Bulha : “Programmer..”

Haran : “Hobimu apa?”

Bulha : “Mmm.. main game online.”

Haran : “Kalo ada waktu senggang kamu ngapain?”

Bulha : “Biasanya sih ngerancang arsitektur web yang pengen kubuat.. Kalo enggak bikin sampler di Fruity Loop”

Haran : “Kamu gak pernah sosialisasi sama orang po?”

Bulha : “Ya pernahlah.. Hampir tiap saat malah.. Lewat Facebook, Plurk, Twitter, YM.. Macem – macemlah, dab.. Toh pacarku juga kerjanya graphic desainer, jadi kita selalu komunikasi via YM. Gak ada masalah tuh.”

Haran : (menirukan icon DOH nya Plurk) “Itu yang tak maksud.. Semua waktumu diisi dengan komputer..”

Bulha : “Ya.. ya.. gak juga. Tapi kan emang kerjaku programmer. Jadi tiap hari di depan komputer, ya aktifitasku jelas seputar itu dong.. Tapi kalo libur kan aku bisa bermain dengan duniaku sendiri..”

Haran : “Emang kalo lagi liburan kamu ngapain?”

Bulha : “Resolusi ku untuk liburan tahun ini sama dengan tahun kemarin, belajar seni..” (diucapkan dengan gaya yang mantap, pede, dan berapi – api, mirip kaya teman – temannya yang ikut MLM)

Haran : “Wuah.. Boleh tuh resolusinya.. Seni opo ki dab? Bikin band reggae, kursus nari ato apa nih?”

Bulha : “Yo ora lah.. Aku sudah ngerencanain, nanti setiap libur di tengah tahun pertama ini aku bakal belajar disain bergaya Realism dengan The Gimp sama Inkscape, nah tengah tahun kedua aku belajar seni Surrealism lewat animasi dengan Flash”

Haran : “Arrghhh.. Iki sing tak maksud tadi.. Kerja di komputer, hobi di komputer, kalo ada waktu senggang main komputer, sosialisasi via komputer, menghabiskan waktu liburan dengan komputer.. Kalo valentin-an, ngirim icon Coklat ke pacarmu lewat Facebook, kalo temen ulang tahun, ngasih gambar kue ultah lewat email.. Edan kowe ki..!” Continue reading “Komputer, Komputer dan Komputer Lagi”

Ini Adalah Jalan Beraspal (Beda Jalan di Sumatra dan Pulau Jawa)

Saya secara lancang menggeneralisasi seluruh jalan di P. Sumatra dan di P. Jawa. Tidak apa – apalah, kalau gak gitu kan gak seru. 🙁

jalan-full-view

Gambar di atas adalah? Gambar jalan beraspal. Errr.. maksud saya jalan yang _tadinya_ beraspal. Eh, atau memang masih beraspal ya? Ya begitu deh pokoknya. Dari pertama jalan itu diaspal (seingat saya waktu saya TK), jalan itu belum pernah diaspal ulang lagi. Oh iya, gambar itu diambil dari salah satu daerah di Kotamadya Jambi, yang berada cukup dekat dengan Bandara Propinsi, dan juga pusat kantor – kantor Kotamadya. Di sepanjang jalan ini ada terdapat lebih dari 8 perumahan. Dan ujung dari jalan ini adalah komplek Pertamina.

jalan-full-view2

Di seluruh daerah yang pernah saya lewati di Yogyakarta (Godean, Kaliurang, Kota Gede, Imogiri, Wates, Parangtritis, Pleret, dll), Solo, Sragen, Magelang, Muntilan, dan Temanggung, saya tidak pernah menemukan kondisi jalan seperti itu (mungkin saya belum beruntung). Tetapi di Jambi, sangat mudah menemukan jalan seperti ini. Oh iya, tidak cuma di Jambi. Kondisi lebih parah juga dulu pernah ada di jalan penghubung Jambi – Sumatera Selatan. Begitu juga jalan utama di Duri, Riau, dimana Chevron berada. Continue reading “Ini Adalah Jalan Beraspal (Beda Jalan di Sumatra dan Pulau Jawa)”

Linuxer yang Kecewa

Mereka yang *terjerumus* ke dunia Linux punya alasan yang berbeda – beda. Ada yang karena tertarik saja, terpaksa (seperti saya), ingin terlihat cool (jendela hitam itu keren po??), penasaran, cuma pengen coba – coba, dan masih ada banyak alasan tak masuk akal lainnya.

Sebagian dari mereka ini akhirnya menjadi pengguna Linux yang militan. Begitu semangat mempromosikan Linux. Bahkan dengan begitu semangatnya membuat flyer tentang bodohnya *kita* selama ini memakai software bajakan, apa akibatnya, penegasan ancaman penjara dari UU Haki, sampai masalah masuk neraka. Silahkan tertawa, tapi saya pribadi pernah melakukannya sendirian di kampus waktu di semester 2.

Ketika sudah jadi Linuxer-militan ini, seringkali fanatisme akan Linux menjadi begitu *parah*. Mereka yang menggunakan software bajakan dianggap sebagai manusia paling berdosa, pelanggar UU, bodoh, dst. Oh iya, dan biasanya jadi anti-Microsoft.

Tak lupa para pahlawan dunia opensource pun menjadi idola mereka, seperti Linus Torvalds, Richard Stallman, dll. Di tingkat lokal (Indonesia) pun Linuxer-militan ini punya idola juga, seperti …, …, …, *tak usah disebutlah.. nanti pada ge er (ha..ha..). Ya anda tahulah siapa – siapa mereka. Continue reading “Linuxer yang Kecewa”