MySQL di Hari Minggu

Semalam dapet kabar kalau webserver F tewas lagi (kedua kalinya dalam bulan ini). Masalahnya sederhana sebenarnya, hardisknya penuh. Jadi dengan menggunakan Debian 5.0 di Amazon EC2, default setting partisnya dibagi dua. Total kapasitas hardisknya sekitar 500GB, 10 GB nya buat system (/), sisanya dimount di partisi antah berantah. Dulu sudah saya set agar partisi satunya … Continue reading MySQL di Hari Minggu

Kecelakaan Pesawat Garuda di World’s Most Amazing Videos – Lebay..

Pernah nonton acara “World’s Most Amazing Videos” ?  Kalau enggak salah ini juga disiarin di salah satu TV Nasional. Isi acaranya, seusai judulnya : Video – video yang paling menakjubkan di dunia. Kebanyakan sih tentang kecelakaan. Barusan, sambil setting SVN repo di server Debian, TV saya biarkan menyala. Kebetulan channel yang saya pilih waktu itu … Continue reading Kecelakaan Pesawat Garuda di World’s Most Amazing Videos – Lebay..

Lebih dalam Tentang Ubuntu

UbuntuPada awalnya saya sedang mencari dokumentasi tentang MEPIS. Tetapi akhirnya malah kesasar pada tulisan tentang Ubuntu. Ada beberapa hal yang saya baru tahu (lebih detail), mungkin para ubuntuers juga ada yang belum tahu :

1. Ubuntu LTS (Long Term Support)

Rilis Ubuntu dengan label LTS (seperti : Dapper Drake), berarti rilis ini akan disupport oleh Canonical selama 3 tahun untuk desktop, dan 5 tahun untuk server. Tetapi support ini hanya untuk update security, jadi bukan update aplikasi. Inilah yang menyebabkan MEPIS yang sempat mengganti basisnya dari Debian ke Ubuntu, tetapi akhirnya kembali menggunakan Debian sebagai basis distronya. Continue reading “Lebih dalam Tentang Ubuntu”

Aku, Linux dan Kawin Cerai

Aku, Linux, dan Kawin CeraiSekitar libur Lebaran, aku cerai dengan Feisty, terus kawin dengan Gutsy. Ternyata rumah tangga kami tidak harmonis.., seringkali terjadi cekcok sebelum kami bisa “bercinta”. Akhirnya, terpaksa aku ceraikan juga si Gutsy. Aku cari pasangan yang emosinya lebih stabil, terbukti tangguh. Akhirnya pacaran dengan Debian, sampai akhirnya nikah dengan Debian.

Ternyata Debian ini terlalu tua untukku. Banyak “sifat – sifat”-ku yang belum dikenali oleh si Debian. Akhirnya aku kawin dengan adiknya yang lebih muda, Lenny namanya. Rumah tangga kami berjalan mulus untuk beberapa saat, sampai akhirnya aku khilaf dan selingkuh dengan si Unstable dari keluarga Debian juga. Akhirnya rusaklah hubungan kami.

Sadar aku khilaf, akhirnya aku mulai lagi hubunganku dari awal dengan Lenny. Mungkin udah keburu sakit hati, di tahap kedua ini Lenny justru seringkali gagal memahami beberapa “sifat”-ku. Saat sifatku yang satu dia “pahami”. Sifatku yang lain tidak dikenalinya. Puffhh.., saatnya cari istri baru sepertinya. Aku belum mau menyerah membina rumah tangga. Continue reading “Aku, Linux dan Kawin Cerai”

Cara Mengatasi Error Install OpenOffice di Debian GNU/Linux

OpenOffice.orgBeberapa waktu lalu, akhirnya switch back ke Distro Linux Debian Lenny. Secara default, berbeda dengan distro lainnya Debian tidak menyertakan OpenOffice. Paket OpenOffice sendiri tersedia di repositori nya Debian. Tetapi sayangnya, OpenOffice ini membutuhkan paket lain, yaitu ttf-opensymbol, yang mana ketika diinstal baik dengan APT ataupun Synaptic biasanya error.

Pesan error nya kurang lebih seperti ini :

/usr/share/fonts: skipping, 0 fonts, 3 dirs
/usr/share/fonts/X11: caching, 0 fonts, 6 dirs
/usr/share/fonts/X11: failed to write cache
.... dst..

Cara mengatasinya adalah Continue reading “Cara Mengatasi Error Install OpenOffice di Debian GNU/Linux”

Testimony Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [3] – Pindah Debian 4.0

Logo DebianAkhirnya.., memantapkan langkah untuk pindah ke Debian 4.0 (Etch), dan diupgrade ke Lenny (Testing). Semalaman berkutat dengan instalasi Debian dan paket – paket lain yang biasanya aku butuhin di Ubuntu.

Beberapa proses berjalan gagal. Seperti install OpenOffice, tetapi akhirnya berhasil diatasi. Untuk menginstall OpenOffice membutuhkan paket ttf-opensymbol. Error di /usr/share/fonts. Gagal untuk membuat file cache di direktori tersebut. Bisa diatasi dengan “menyentuh” semua direktori font tersebut : “touch /usr/share/fonts”.

Oh iya, ini bukan pertama kalinya aku install Lenny. Sebelum Feisty keluar aku sudah coba pakai Etch, juga Lenny. Tetapi ada beberapa masalah yang bikin aku cukup jengah : driver wireless defaultnya tidak ada, harus download manual dulu, dan yang kedua jack out speaker notebukku (Compaq v3000) tidak berfungsi, sementara di Feisty keduanya bisa berfungsi, walaupun untuk soundcard tidak sempurna.

Di Ubuntu berikutnya, Gutsy, soundcardku akhirnya bekerja sempurna. Tetapi ini harus dibayar mahal dengan error yang aku dapat di Gutsy (baca postingan sebelum ini).

Berhubung di Ubuntu aku sudah tahu paket apa aja yang dibutuhkan agar hardware ku bisa berjalan baik, akhirnya sekarang pindah lagi ke Debian. Driver soundcardku ternyata baru tersedia di Debian Testing (Debian punya tingkatan Stable, Testing, Unstable, dan Experimental, untuk tingkat Testing, saat ini diberi nama Lenny). Jadi akhirnya Debiannya ku upgrade ke Testing. Prosesnya berjalan baik. Dan akhirnya, soundcardku pun berjalan sempurna di Debian.

Tetapi masalah tidak habis disitu. Continue reading “Testimony Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [3] – Pindah Debian 4.0”

Testimoni Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [2]

UbuntuSetelah beberapa waktu menggunakan Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon di Compaq V3000 ku, sekarang mulai kelihatan masalah – masalahnya. Diantaranya :

  1. Setelah booting, sebelum masuk ke GUI (sebelum Gnome Display Manager – GDM – keluar), laptopku hang. Enggak bisa diapa – apain. Masuk ke mode teks (Ctrl+Alt+F2) juga gak bisa. Terpaksa tekan tombol sakti.. (tekan tombol power, tahan 5 detikan). Akhirnya mati dengan terpaksa. Lama – lama bisa jebol dong hardisku.
  2. Nautilus (File browser di GNOME) sering kali gagal me-list data – data didalam home folderku. Kadang loading cukup lama sampai akhirnya muncul, tetapi kadang hanya loading dan tak pernah selesai. Akhirnya processorku kerja 100% deh (untung core duo, jadi satunya masih bisa dipake).
  3. Ketika laptop menyala dibiarkan lama, Continue reading “Testimoni Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [2]”