Pengemudi BlueBird: Dari Jam 3 Pagi Sampai Malam, Saya Baru Dapat Segini, Mas!

Semalam saya akhirnya naik taksi lagi, karena butuh cepat, kelihatan BlueBird di jalan, langsung stop, terus berangkat.

Saya sebenarnya menghindari topik pembicaraan soal demo kemarin. Takut menyinggung atau salah paham. Karena saya kurang simpatik dengan aksi mereka. Tapi tak disangka, justru pengemudinya yang duluan mengajak saya berbicara soal ini.

Pengemudi (P): Lihat berita soal demo taksi kemarin, Mas?

Saya (S): Iya. Rame banget ya. (berusaha netral)

P: Saya ikut tuh, Mas. (bangga)

S: Oh gitu, dari perusahaan emang ngutus ya? (sekalian lah, saya tanya aja)

P: Enggak sih. Itu demo paguyuban pengemudi, perusahaan gak ada hubungan. Jadi tiap pool taksi ngirim 20 orang.

S: Tapi kok di jalanan kayaknya banyak banget, Mas?

P: Ya itu yang ikut-ikutan. Kalau yang resmi itu, di tangannya diikat pita hitam. Itu yang rusuh-rusuh itu bukan yang demo resmi, Mas.

S: Tapi tetep aja pengemudi BlueBird kan?

P: Yang seragam biru dan mirip kaya kami kan bukan BlueBird aja, Mas. Orang-orang main tuduh aja.

S: Lah, videonya jelas gitu kok. Orang justru jadi kurang simpatik karena jelas banyak bukti-bukti videonya, Mas.

..hening..

S: Tapi sebenarnya kalau Mas sendiri, apa sih yang dituntut soal Uber sama GrabCar?

P: Ya ijinnya, sama tarifnya, Mas. Tarifnya kok kaya gitu. Harusnya disetarain lah sama yang lain.

S: Kalau soal ijin, mungkin ya. Saya gak paham sih soal hukum. Kalau soal tarif, kenapa pengemudi gak minta ke perusahaan buat nurunin tarif ya? Biar sama gitu dengan Uber atau GrabCar?

P: Ya mana mungkin, Mas. Kami ini rugi terus sekarang sejak ada taksi online-online ini.

S: Saya gak tahu sih kalau misal diturunin, perusahaan jadi rugi atau enggak, tapi kalau lihat laporan keuangan perusahaan BlueBird sih, akhir tahun 2015 aja, keuntungannya udah 800-an miliar loh, Mas. Itu udah untung loh, Mas. Bukan pemasukan. Apa gak mending ngurangin keuntungan perusahaan biar pengemudinya gak pusing. Kasih promo, atau bikin aplikasi yang sekelas online-online itulah gitu.

P: (hening)

Lalu si pengemudi berganti topik Continue reading “Pengemudi BlueBird: Dari Jam 3 Pagi Sampai Malam, Saya Baru Dapat Segini, Mas!”

Plugin WordPress Jahanam

Lama saya baru sadar kalau tulisan-tulisan lama di blog ini tidak lagi bisa diakses. Baru sadar setelah iseng-iseng baca tulisan-tulisan lama saya sendiri. Secara naluri otomatis saya menyalahkan plugin-plugin baru yang saya pasang. Termasuk menyalahkan update WordPress terbaru. Utak-atik sana-sini, lama baru ketemu apa penyebabnya. Ternyata karena plugin Facebook OpenGraph, Twitter Card, dkk. 😐 Continue reading Plugin WordPress Jahanam

Bereksperimen dengan Logic Pro X Membuat Dance Music

Selama beberapa tahun saya terbiasa menggunakan Digital Audio Workstation (DAW) yang bernama Ableton. Ketika masih di Windows, ataupun ketika sudah berganti ke laptop Mac. Kekurangannya, hampir semua instrumen bawaan Ableton tidak pernah saya gunakan. Mentok saya cuma gunakan untuk membuat white-noise.  Jadinya sangat bergantung dengan VST. Setelah install ulang Mac saya dengan OS terbaru (Sierra), … Continue reading Bereksperimen dengan Logic Pro X Membuat Dance Music

Harga Gadget Tiada Batas

10 tahun lalu, kalau denger ada henpon seharga sepeda motor, orang-orang pasti komentar “Gila..!”. Orang-orang kelebihan duit aja tuh yang bakal beli segitu. Sekarang, harga ponsel bahkan ada yang lebih mahal daripada harga sepeda motor baru. Tapi orang-orang biasa aja. Iya, dulu sih memang ada juga ponsel harga selangit. Tapi itu karena casing-nya berlapis emas. … Continue reading Harga Gadget Tiada Batas

Dokter 5-Menitan

Saya jarang-jarang ke rumah sakit. Rata-rata setahun cuma 2 atau 3 kali. Tapi selama beberapa tahun ini, saya menyadari pola yang sama setiap datang ke rumah sakit. Ini rumah sakit-rumah sakit top di Jakarta. Sampe rumah sakit, registrasi di bagian pendaftaran. Biasanya ada antrian. Sampai selesai sekitar 10 menit. Dateng ke ruang poliklinik si dokter. Baik … Continue reading Dokter 5-Menitan

Nekat Upgrade Ubuntu Natty (11.04) ke Yakkety (16.04)

Note: Ditulis Agustus 2016 lalu, tapi baru dipublish Februari 2017. Lupa kalau ada di draft. 

Sudah lama laptop pribadi saya berganti ke Macbook. Bukan ngikut trend sih, dan bukan karena alasan banyak “tech guy” yang pake Macbook juga. Tapi karena dulu sempat mau agak serius ngulik bikin music di komputer dengan software. Kinerja perangkat-perangkat pendukung proses nguliknya (MIDI Controller, External Soundcard, dll), serta kualitas hasil prosesnya jauh lebih baik di Macbook. Mungkin karena hardware dan sistem operasi Mac memang relasinya 1:1, jadi optimasinya tinggi.

Barusan saya ngebongkar laptop lama saya, Compaq HP, sistem operasinya masih Ubuntu Linux Natty 11.04. Ubuntu Natty 11.04 ini dirilis bulan April tahun 2011 silam. Sejak sekitar awal tahun 2012, laptop ini sudah tidak pernah saya sentuh lagi.

Sekarang Ubuntu terbaru sudah keluar, 16.04 dengan nama Yakkety Yak. Nah saya mau coba upgrade dari Ubuntu 11.04 (Natty) ini ke Ubuntu 16.04 (Yakkety). Beresiko jadi kacau balau sih OS nya kayaknya. Tapi ya bodo amat lah. Toh komputer ini sudah saya jadikan VM, sewaktu-waktu kalau saya butuh masih bisa saya jalankan via VirtualBox di Macbook saya.

Secara garis besar, saya rasa kalau langsung upgrade dari Natty ke Yakkety, pasti bakal broken sistemnya. Jadi saya kan upgrade per rilis. Dari Natty ke Oneiric, Prices, Quantal, dan seterusnya, hingga ke Yakkety.

Ini proses yang saya lakukan: Continue reading “Nekat Upgrade Ubuntu Natty (11.04) ke Yakkety (16.04)”

Koneksi Ubuntu Server ke Wifi Hotspot dengan WPA Key

Sudah lama gak maenan dengan Ubuntu server. Ada komputer lama yang nganggur jadi mau eksperimen dijadiin server. Entah karena apa, tampilan dekstopnya error, jadi masuk ke konsol dengan Ctrl+F2. Lalu saya bingung, gimana caranya koneksi ke WiFi di rumah dengan command line. Dulu jaman di kampus pernah sih, dengan iwlist + iwconfig. Tapi itu karena … Continue reading Koneksi Ubuntu Server ke Wifi Hotspot dengan WPA Key

Dalam Blogging, Kuantitas Lebih Penting daripada Kualitas

Saya lupa kalimat di atas ditulis oleh blogger siapa. Yang jelas saya baca di blog salah satu seleb blog Indonesia circa 2007-an. Pernyataan ini bisa jadi kontroversial, karena “blogger sejati” biasanya mengklaim isi konten itulah yang paling penting, itu menunjukkan kualitas (atau jatidiri) penulisnya. Jumlah trafik itu gak penting. Menurut saya bisa iya bisa enggak. … Continue reading Dalam Blogging, Kuantitas Lebih Penting daripada Kualitas

Orang-Orang Makin Sadis di Internet Walaupun dengan Identitas Asli

Ini meme yang paling pas menggambarkan situasi bagaimana orang-orang berkomentar di internet sekarang. Dulu orang-orang dengan identitas online (pseudonim) saja yang berkomentar sadis di internet. Maksud saya di sini komentar yang mem-bully orang lain, ujaran kebencian SARA, ataupun pernyataan jahat (misal: ngaku pengen membunuh orang lain). Kini orang-orang dengan identitas asli (di Facebook, Path, Twitter, … Continue reading Orang-Orang Makin Sadis di Internet Walaupun dengan Identitas Asli

Minor Redesign LABANA.id

Belakangan saya lebih banyak menulis di LABANA.id ketimbang di blog ini. Sudah lama memang saya kepingin memisahkan tulisan yang memang personal dengan tulisan yang rada serius. Setahun lalu, proyek eksperimen itu dimulai. Sempat berhenti, tahun ini eksperimennya berlanjut kembali. Belum tahu sampai kapan. Dalam beberapa minggu saya bolak – balik mengubah desain blog LABANA ini … Continue reading Minor Redesign LABANA.id