Orang-Orang Makin Sadis di Internet Walaupun dengan Identitas Asli

Ini meme yang paling pas menggambarkan situasi bagaimana orang-orang berkomentar di internet sekarang. Dulu orang-orang dengan identitas online (pseudonim) saja yang berkomentar sadis di internet. Maksud saya di sini komentar yang mem-bully orang lain, ujaran kebencian SARA, ataupun pernyataan jahat (misal: ngaku pengen membunuh orang lain). Kini orang-orang dengan identitas asli (di Facebook, Path, Twitter, … Continue reading Orang-Orang Makin Sadis di Internet Walaupun dengan Identitas Asli

Website belum akan Mati

Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan link artikel dari WIRED Magz. Itu memang artikel kontroversial di jagad maya. Artikel itu mengatakan intinya “Website is Dead, Welcome Apps”. Alasannya sederhana, dengan ilustrasi seperti ini : Ketika anda bangun di pagi hari, anda buka Facebook. Tapi bukan website nya kan? Di tengah jalan menuju kampus atau kantor, … Continue reading Website belum akan Mati

Di Indonesia Blokir Situs, Bagaimana Di Amerika?

Kita sama – sama tahu di Indonesia terjadi pro kontra yang begitu besar terhadap keputusan pemerintah untuk memblokir situs – situs tertentu. Baik situs pornografi, berbau kekerasan, maupun yang mengandung nuansa SARA. Saya sempat berpendapat, “Lama – lama Indonesia bisa jadi seperti RRC. Pemerintah yang memutuskan mana yang boleh tampil di internet, mana yang tidak”.

Tetapi kenyataannya di Amerika pun terjadi hal yang mirip, tetapi ini bukan dari pemerintah, tetapi malah dari pihak swasta, yaitu para penyedia layanan internet (ISP). Banyak masyarakat Amerika yang “curiga”, pihak ISP mempunyai kontrak tertentu dengan penyedia konten (website). Dengan kontrak ini maka situs ini akan lebih cepat diakses di dalam jaringan ISP mereka. Dan otomatis dengan kontrak tersebut, ISP ini pun akan memperlambat akses ke website kompetitor mereka.

Itu hanya untuk kasus kontrak sederhana. Tentunya masih ada berbagai jenis kontrak lainnya. Karena memang pada akhirnya ISP lah yang memutuskan situs mana yang bisa diakses dengan cepat, mana yang diperlambat, dan mana yang sama sekali tidak akan pernah bisa selesai loadnya (tanpa di blok !).

Model bisnis seperti ini cukup menarik untuk ISP. Karena pelanggan ISP tidak tahu apa yang terjadi, Continue reading “Di Indonesia Blokir Situs, Bagaimana Di Amerika?”

Sudah Saatnyakah Berganti ke Handphone 3G?

CPH : Calon Pembeli HP

SP : Si Penjual

CPH : “Mas, mau liat Motorola V3 RAZR dong. Berapa harganya?”

SP : “Oh.., itu sekitar 1,5-an lah mas..”

CPH : “Hmm.., lumayan.. ”

SP : “Mending LG KU250 aja mas. Harganya 1,2. Udah ada 3G nya.. Kamera juga ada..”

CPH : “Emang kalo ada 3G kenapa?”

SP : “Wah.. mas ini masa gak tau. Kalo pake 3G, bisa video call mas. Jadi telpon – telpon-an tapi bisa saling lihat. Keren kan..” (dengan senyum yang super ramah..)

CPH : “Mau video call sama sapa mas.. Temen – temen sama sodara saya gak ada yang HP nya 3G.”

SP : “Ya, itu kan sekarang. Bentar lagi orang – orang pasti pada ganti 3G kok mas.. Jadi hitung – hitung investasi.” (gayanya udah kaya Tung Desem Waringin saking pede-nya)

CPH : “Masa sih? Dulu yang jual HP juga pada sibuk promo-in fitur MMS. Orang – orang pada beli.. Terus yang make MMS berapa orang? Berapa kali mas ngirim ato nerima MMS dalam sehari?

SP : (diem aja.., kaget)

CP : “Kira – kira kenapa? Ya pulsanya mas.. Orang kita (Indonesia) ini, bisa beli HP seharga 5 juta, tapi cuma bisa ngisi pulsa 25ribu.. Mau dikasih fitur apa aja, orang tetep paling banyak make SMS. Apalagi mahasiswa kost kaya saya. Boro – boro mau video call, mau nelpon aja mikir dua kali..”

SP : (mencari ide lain) “Gini, mas.. Mas kan mahasiswa. Pasti sering cari bahan – bahan di internet. Daripada bolak – balik ke warnet, pake fasilitas 3G ini mas bisa ngenet di kamar. Biayanya lebih murah juga.. Pake Indosat M3, per menitnya cuma Rp.100,- Padahal kecepatan 3G kan sampe 384kbps.. Wuihh.. kenceng mas. 1 menit udah bisa download 20-an Mb mas. Coba di warnet.., sampe subuh juga paling belum selesai downloadnya. Mahal juga toh..” (dengan senyum kemenangan)

CPH : “384 kilo bit/second lho mas, bukan 384 kilobyte/second. 384kbps = 48kB/s. Padahal ukuran file di internet itu satuannya byte, bukan bit. Lagian emang mas yakin tempat tinggal saya dapet sinyal 3G? BTS 3G di Jogja kan cuma dikit mas.. Setahu saya cuma ada 12 BTS 3G mas di Jogja..” (meng-counter dengan sok ilmiah) Continue reading “Sudah Saatnyakah Berganti ke Handphone 3G?”

Bidang Pekerjaan yang Harus Dihindari untuk Abad 21

Anda sedang mencari pekerjaan? Di bidang apa? Dimana? Kalau anda mencari pekerjaan di Amerika, menurut Forbes.com hindarilah bidang pekerjaan berikut ini :

  1. Manufaktur

    Dulu hampir semua bagian di manufaktur membutuhkan banyak campur tangan manusia, kini hampir semuanya kalah oleh teknologi komputer, mesin dan robot. Pengurangan tenaga kerja dan mengganti dengan mesin otomatis tentu sangat menguntungkan bagi perusahaan.

  2. Programmer Komputer

    Programmer komputer semakin hari semakin banyak. Menurut Forbes sendiri dengan penambahan programmer sekitar 2% dari tahun 2004 – 2014, perusahaan Amerika lebih suka melakukan outsorcing (coba saja lihat Bangalore, India yang biasa menjadi tujuan outsource pertama). Bahkan sampai berkembang istilah Bangalored, sebagai pengganti kata outsourced. Bagi mereka outsourcing ini biayanya lebih murah. Untuk bisa bersaing dengan hal ini, maka para programmer harus punya spesialisasi, misal : programmer keamanan jaringan.

  3. Jurnalis Continue reading “Bidang Pekerjaan yang Harus Dihindari untuk Abad 21”

Koneksi internet di Linux dengan GPRS IM3 menggunakan Motoral C650

Sebelum ini aku pernah nulis tentang hal yang sama. Tapi waktu itu ada yang lupa kutuliskan. Kalo mo baca artikel sebelumnya yang bahas ini silahkan liat di post sebelumnya, atau kalo gak ketemu search aja.

Ok, aku ulang dikit ya. Handphone yang digunakan adalah Motorola C650. Kabel datanya original, waktu aku beli harganya Rp 175rb. Kartu GSM yang kupake IM3. Di Motorola C650 ku ini, setingan GPRS IM3 nya kesetting otomatis. Apa memang gitu ya??. Linux yang kupake ada 2, Ubuntu 6.06 (dapper drake) dan Debian Sarge (stable). Program yang dibutuhkan adalah Wvdial, kalo gak salah defaultnya belum ada di kedua Linux tadi. Kalo gak yakin coba aja kasih perintah wvdial di terminal.

Setingan untuk wvdialnya terletak pada file /etc/wvdial.conf. Isi file wvdial.conf punyaku seperti ini :
Continue reading “Koneksi internet di Linux dengan GPRS IM3 menggunakan Motoral C650”