Sekitar libur Lebaran, aku cerai dengan Feisty, terus kawin dengan Gutsy. Ternyata rumah tangga kami tidak harmonis.., seringkali terjadi cekcok sebelum kami bisa “bercinta”. Akhirnya, terpaksa aku ceraikan juga si Gutsy. Aku cari pasangan yang emosinya lebih stabil, terbukti tangguh. Akhirnya pacaran dengan Debian, sampai akhirnya nikah dengan Debian.
Ternyata Debian ini terlalu tua untukku. Banyak “sifat – sifat”-ku yang belum dikenali oleh si Debian. Akhirnya aku kawin dengan adiknya yang lebih muda, Lenny namanya. Rumah tangga kami berjalan mulus untuk beberapa saat, sampai akhirnya aku khilaf dan selingkuh dengan si Unstable dari keluarga Debian juga. Akhirnya rusaklah hubungan kami.
Sadar aku khilaf, akhirnya aku mulai lagi hubunganku dari awal dengan Lenny. Mungkin udah keburu sakit hati, di tahap kedua ini Lenny justru seringkali gagal memahami beberapa “sifat”-ku. Saat sifatku yang satu dia “pahami”. Sifatku yang lain tidak dikenalinya. Puffhh.., saatnya cari istri baru sepertinya. Aku belum mau menyerah membina rumah tangga. Continue reading “Aku, Linux dan Kawin Cerai”