Cygwin? Compile sendiri? PuTTY? Nope. Install Git for Windows saja bro. That’s it. Di dalamnya (C:\Program Files\Git\bin) sudah ada ssh.exe. [Update April 2018] Sekarang letak ssh.exe nya berubah jadi di “C:\Program Files\Git\usr\bin”. Yes, you are welcome. Continue reading Cara Install SSH Client di Windows
Note: Ditulis Agustus 2016 lalu, tapi baru dipublish Februari 2017. Lupa kalau ada di draft.
Sudah lama laptop pribadi saya berganti ke Macbook. Bukan ngikut trend sih, dan bukan karena alasan banyak “tech guy” yang pake Macbook juga. Tapi karena dulu sempat mau agak serius ngulik bikin music di komputer dengan software. Kinerja perangkat-perangkat pendukung proses nguliknya (MIDI Controller, External Soundcard, dll), serta kualitas hasil prosesnya jauh lebih baik di Macbook. Mungkin karena hardware dan sistem operasi Mac memang relasinya 1:1, jadi optimasinya tinggi.
Barusan saya ngebongkar laptop lama saya, Compaq HP, sistem operasinya masih Ubuntu Linux Natty 11.04. Ubuntu Natty 11.04 ini dirilis bulan April tahun 2011 silam. Sejak sekitar awal tahun 2012, laptop ini sudah tidak pernah saya sentuh lagi.
Sekarang Ubuntu terbaru sudah keluar, 16.04 dengan nama Yakkety Yak. Nah saya mau coba upgrade dari Ubuntu 11.04 (Natty) ini ke Ubuntu 16.04 (Yakkety). Beresiko jadi kacau balau sih OS nya kayaknya. Tapi ya bodo amat lah. Toh komputer ini sudah saya jadikan VM, sewaktu-waktu kalau saya butuh masih bisa saya jalankan via VirtualBox di Macbook saya.
Secara garis besar, saya rasa kalau langsung upgrade dari Natty ke Yakkety, pasti bakal broken sistemnya. Jadi saya kan upgrade per rilis. Dari Natty ke Oneiric, Prices, Quantal, dan seterusnya, hingga ke Yakkety.
Mungkin sebagian dari kalian sudah familiar dengan cerita klasik Nikola vs Thomas Edison? Singkatnya banyak yang bilang penemuan-penemuan yang “diklaim” ciptaan Edison itu sebenarnya adalah hasil karya Tesla. Larry Page (pendiri Google) sangat terinspirasi oleh cerita hidup Tesla. Ia sampai menangis ketika selesai membaca buku kisah hidupnya. Tesla adalah seorang penemu sejati. Tapi karena terlalu … Continue reading Nikola Tesla, Thomas Alva Edison dan Linus Torvalds
Semasa kuliah, perangkat lunak open source seputar pengolah musik yang saya tahu hanya Audacity dan LMMS. Kalau di Windows sempat kenal Fruity Loops (sekarang berganti nama jadi FL Studio), tapi sebentar saja. Jadi saya tidak tahu banyak. Bahkan cenderung bingung dengan konsepnya, walaupun banyak yang bilang sangat mudah. Circa 2009 Setelah di Jakarta, saya kembali ngoprek … Continue reading Membuat Musik Digital Menggunakan Software Open Source
Sejak sekitar 3 tahun terakhir saya menggunakan MacBook sebagai mesin utama di kamar. Laptop saya sebelumnya menggunakan HP Compaq, dengan OS Ubuntu Natty (11.04). Iye.., Ubuntu versi 4 tahun yang lalu.
Laptop HP Compaq itu mau saya format ulang aja sebenarnya. Tetapi saya tidak mau kehilangan isinya. Isinya bukan sekadar data, tapi sistem operasi, aplikasi dan data-data keseluruhannya. Karena di dalamnya sudah banyak sekali aplikasi dan library yang sudah saya konfigurasi secara custom, jadi beberapa aplikasi web lokal di dalamnya sangat bergantung dengan konfigurasi tersebut. Sementara selain karena males install ulang, konfigurasi, dll nya saya juga sudah banyak lupa.
Intinya, saya mau Ubuntu Linux di laptop HP Compaq itu saya backup lengkap dengan semua aplikasi, library dan isinya dan tetap bisa saya jalankan sewaktu-waktu ketika saya butuhkan. Yang kepikiran tentunya “Coba ini laptop bisa gue bikin jadi VM ya?”. Lalu dilanjutkan, “Oh iya.., kenapa tidak?”.
Jadilah akhirnya saya googling. Saya lupa akhirnya nemu dimana. Akhirnya saya berhasil menemukan cara membuat satu partisi aktif menjadi satu file image. Bentuk ouputnya saya letakkan di hardisk eksternal. Format file outputnya .img.
Nah file itu yang saya convert menjadi file .vdi (VirtualBox Disk Image). Jangan tanya caranya.., saya udah gak inget. Saya lakukan ini tahun lalu soalnya. Yang saya ingat cuma proses ini butuh waktu berjam-jam. Ya mengingat total size nya hampir 60 Gigabita juga sih.
Setelah selesai, lalu di MacBook saya jalankan VirtualBox, add new OS, dan pilih disk-nya file .vdi tadi. Saya coba jalankan. Error. Kurang lebih pesannya “No bootable media found..”.
Saya baru sadar. Di latop lama saya itu ada 2 OS. Partisi primary pertama Windows, partisi primary kedua Ubuntu. Nah, yang saya buat jadi VM adalah partisi kedua ini. Sementara bootloadernya ada di MBR (Master Boot Record), dan itu ada di bagian pertama harddisk. Lah terus gimana cara backup Bootloader/MBR dan memasangnya ke VM?
Lalu saya ambil gitar, dan mulai memainkan.., lagu lama yang biasa.., kita nyanyikan. Tapi tak sepatah kata, yang bisa terucap.. Hanya ingatan yang ada di.. *Slank – Terlalu Manis
Tapi beneran. Akhirnya saya ambil gitar, bikin lagu, upload ke SoundCloud. VM nya gimana? Bodo amaat..
Setelah hampir setahun lebih menggunakan Microsoft Office 365 dalam pekerjaan sehari-hari saya cukup gembira mendengar ada alternatif open source untuk produk sejenis. Iya, memang belum rilis sih. LibreOffice akhir tahun ini akan tersedia versi online nya. Detailnya bisa dibaca disini. Seperti halnya produk opensource lainnya, saya sering bingung siapa client enterprise yang ditarget mereka untuk … Continue reading LibreOffice Online dan Tantangan Produk OpenSource di Desktop
Jika Bill Gates atau Steve Ballmer masih memimpin Microsoft, mungkin ini gak bakal terjadi. Makin kesini Microsoft juga sudah makin menyerap beberapa konsep dari open-source. Iya, open source sih, belum free software. Continue reading Microsoft Indonesia Mengutip Linus Torvalds
Jadi, jaman dulu, kalau saya mau ubah urutan boot di Ubuntu, biasanya dengan edit file /etc/grub.conf Isi file konfigurasi ini tergolong mudah dimengerti. Tapi beberapa versi baru kemudian, Grub menggantinya menjadi “lebih susah”. Setelah hampir 2 tahun lebih saya jarang sekali menggunakan Ubuntu, saya mencari tutorial bagaimana logika script file konfigurasi Grub yang baru ini. … Continue reading Grub Customizer – Mengganti Urutan Boot di Ubuntu dengan Mudah
Buku Ende adalah buku yang berisi teks nyanyian lagu yang biasa digunakan dalam ibadah bahasa Batak di jemaat Gereja HKBP. Jadi jika ketinggalan membawa buku Ende, anda bisa install aplikasi ini. Aplikasinya kecil (tidak sampai 700kB), tidak butuh permission apapun, dan offline. Oh iya, ini pertama kalinya saya membuat aplikasi di Android, pertama kalinya juga … Continue reading Aplikasi Buku Ende untuk Android
Membuat website itu sendiri paling basicnya, sudah butuh beberapa teknologi, sebut saja :
Web server (Apache/Nginx/Tornado, dll)
Database server (MySQL/CouchDB/MongoDB, dll)
Server side programming (PHP/Python/Ruby, dll)
HTML
Jadi.., untuk bisa bikin satu web utuh, anda harus memahami 4 jenis teknologi itu. *Eh, ini konteksnya menggunakan tool – tool yang open ya.., bukan pake tool2 enterprise ala Visual Studio, dkk itu.. Agak beda sepertinya, CMIIW.
Nah, dulu.., kalau bisa ke-empat hal ini sudah bagus. Tapi makin lama tuntutannya bertambah. Jadi seperti ini :
OS (biasanya Linux, karena biasanya Apache, Nginx, Tornado dkk itu jalannya emang untuk di *NIX platform)
Web Server
Database Server
Server Side Programming
HTML
CSS & JavaScript
Lalu berkembang lagi jadi begini :
OS (ini bisa install OS, konfigurasi OS + install (compile) software + konfigurasi lho ya..)
Web Server
Database Server
Server Side Programming + Framework (CodeIgniter/Django/Pylons, dll)
Sebenarnya saya sudah lama ingin menuliskan tentang ini, tapi saya cukup mengerti jika MindTalk.com sendiri saat itu memang belum ingin dipublikasikan. Tapi berhubung rekan – rekan saya disana sudah sering mempublikasikannya di Twitter mereka, saya rasa tidak apa – apa saya menuliskannya sekarang 🙂
Apa itu MindTalk.com ?
MindTalk.com adalah salah satu besutan baru dari Merah Putih Incubator (MPI) (grup yang menaungi DailySocial.net, InfoKost.net, KrazyMarket.com, LintasBerita.com, dst). Kalau ditanya apa itu MindTalk (MT)? Penjelasan resminya ada dihalaman “About”-nya http://www.mindtalk.com/static/about. Tapi kalau versi saya MindTalk.com adalah : Twitter + Facebook Group dengan konsep seperti MIRC :D. Persisnya kaya apa? Register aja.. Ha..ha.. *nyooh skrinsutnya :
Awalnya MT adalah proyek pribadi dari Robin (@anvie – tetua tim developer), dan konsepnya sebenarnya simpel, bagaimana menghadirkan MIRC dalam versi website. Saya pernah menggunakan versi originalnya sewaktu masih bernama Digaku. (Saat tulisan ini dibuat halaman “About” MindTalk sendiri masih menggunakan nama Digaku.) Pada perkembangannya, Digaku mengalami penambahan fitur – fitur baru : profil yang lebih detail, points, upload video, like, dst.. hingga menjadi seperti saat ini dan menggunakan nama MindTalk.com.
Ceritanya, saya lagi mau coba oprek satu OS untuk keperluan eksperimen buat server. Nah paling aman tentunya dijalanin secara virtual (bukan hard install di atas PC/Laptop). Untuk virtualization-nya saya pakai VirtualBox. Masalahnya saya enggak punya ISO Ubuntu server. Adanya iso Ubuntu Desktop. Jadilah ISO ini yang saya pakai untuk dipasang di VirtualBox. Karena versi desktop, … Continue reading Tips Menghilangkan Paket Desktop Ubuntu kembali jadi Minimal