Masa Tiba – tiba Pulang Kampung terus Ternak Ayam ?

Beberapa Minggu lalu tak sengaja bertemu teman lama di Jogja yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan lokal di bidang makanan di Jakarta. Walaupun ini perusahaan lokal, tapi produknya udah jadi salah satu top brand di Indonesia, bahkan sudah mendunia. Anda – anda pasti tahu merk apa itu. Ekspansi nya sudah ke mancanegara.

Setelah bincang – bincang ngalor ngidul, mulailah sesi keluhan. Teman saya ini mengeluh dengan pekerjaannya. Dia bilang dia gak maju – maju progressnya, baik secara ilmu, kompetensi diri, maupun secara finansial. Dia bilang ke saya kurang lebih begini : “Kalo kamu liat sih mungkin.., OK banget tuh.. Perusahaan lokal yang sudah mendunia…! Perusahaan bonafit, dan pasti bangga dong karena itu karya anak negri. Tapi enggak gitu bro. Keliatan dari luarnya aja. Di dalem sih.., mentok..!”.

Ada beberapa hal yang dia utarakan. Salah satu yang saya ingat : “Aahh bro.. Sia – sia semua yang diajarkan di kuliah itu. Gak kepake ilmunya. Padahal bidang kerjaku udah sesuai dengan latar belakang pendidikan di kuliah dulu. Sia – sia ngulang mata kuliah susah – susah.” Biar suasananya enggak terlalu kaku saya jawab “Lah.., salah siapa ngulang – ngulang mata kuliah. Sekali aja, cukup. Kalau ndak paham berarti mampunya segitu.. Ha..ha…”  *ya ini konteksnya bercanda tentunya. (sebagai catatan, teman saya ini kuliahnya dulu di bidang sains).

Usut punya usut, dasar keluhannya itu sebenarnya satu, dan saya rasa itu juga keluhan semua karyawan di dunia.. PENDAPATAN. Teman saya ini, beberapa bulan terakhir seolah – olah baru terbuka matanya. Dia baru tahu kalau omset jualan gorengan itu bisa jutaan per minggu. Kalau dihitung – hitung keuntungannya bisa beberapa kali lipat gajinya saat ini. Kemudian ada temannya yang dulu kuliahnya biasa aja, sekarang berpenghasilan beberapa puluh ribu dollar dengan bekerja sebagai freelancer web designer dengan client rata – rata dari Amerika dan Eropa. Belum lagi cerita tentang beberapa temannya yang lain yang gagal meneruskan kuliah (karena masalah biaya), tapi sekarang sudah jadi juragan di daerahnya masing – masing. Dia merasa terpukul sepertinya. Ahh.. kalau saja dia menceritakan hal itu bukan dalam rangka mengeluh, saya punya banyak stok cerita pengalaman serupa yang lebih “sadis” lagi.. 😀

Teman saya ini menambahkan, kalau dia tahu bakal kaya gini kerasnya kehidupan setelah bekerja, dia bakal lebih banyak belajar skill – skill yang dibutuhkan pasar sewaktu jaman kuliah dulu. Ketika saya tanya : “Ya udah.., sekarang aja diasah skillnya..”. Dia menimpali : “Yaaaah.. udah telat bro..”. Lalu ketika saya tanya apakah dia bahagia dengan pekerjaannya sekarang? Jawabannya (dan mungkin juga jawaban 80% pekerja di Jakarta *hahaha..*) : ENGGAK. Saya tanya, kalau begitu apa yang dia cari disitu, dia bilang gak tahu. -_-‘

Lalu teman saya ini bilang.., “Ahh.. kalau gini – gini terus, mending pulang kampung aja lah. Ternak ayam atau bebek. Sama aja juga dapatnya”. Saya tanya balik : “Lah kalau gitu kenapa gak segera resign terus pulang kampung?”. Jawabannya (dan lagi2 mungkin juga jawaban 80% pekerja asal luar Jakarta) : “Malu bro.. Dari kuliah aku udah di P. Jawa ini, di perguruan tinggi yang top pulak. Orang – orang tahunya aku kerja di perusahaan besar di Jakarta. Masa tiba – tiba pulang kampung terus ternak ayam.. ”

Hmm.. iya – ya.., mungkin itu yang ada di pikiran sebagian besar orang yang sebenarnya tersiksa ketika bekerja di ibukota, walaupun dia punya peluang lebih baik jika pulang ke kampung halamannya.

Ya..ya.., saya tahu, sebagian dari anda pasti berpikir (dalam bahasa paling “halus”-nya) : Kalau dia emang pinter.., kuliahnya pinter.., di kampus yang bagus pulak.., pikirannya harusnya lebih maju !  Kalau kaya gitu, dia belum layak lulus.

Tapi, bukan dia saja yang mengutarakan hal itu. Saya rasa mungkin anda juga pernah mendengar hal sejenis.

3 Comments

Add yours

  1. Apa yang dicari? Lha coba kalau yang ditanya itu adalah saya yang lulusan sains tapi kerja di bidang desain grafis, pasti jawabannya adalah, ‘istri shalihah, bahagia lahir batin’ 😀

  2. dolan yo dolan, kuliah yo dolan Bro! hahah (*konteks bercanda)
    kabar e gimana Pak Okto? lama ga bersua ;D

  3. aku kewalik e pak.. Dolan yo kuliah.. 😀
    Aman pak.. Posisi nang ndi saiki? Kapan rabi? Selak sawangan lho.. Ha..ha..ha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *