Penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah :
– Orang bisa antri Raskin sambil pegang HP
– Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
– Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli TV dan kulkas
– Orang bule mabuk karena kelebihan uang, Orang kampung mabuk beli minuman patungan
– Pengemis bisa mendengarkan MP3 player sambil goyang kepala
– Orang-orang dapat membeli gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
– Ijazah Doktor luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di Cibubur
– Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin HP
– 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
– Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa-dansi di acara tembang kenangan.
Diambil sebagian dari posting di sebuah milis, dengan catatan kaki penulisnya adalah putra Indonesia asli yang sekarang bertempat tinggal di Paris, dan bekerja sebagai pembawa acara di salah satu stasiun di Perancis.
Bloger CA lupa ngeblog karena kecanduan milis.
miris!
oh iya, satu lagi. pelajar endonesa ngabis2in duit negara buat kuliah dan gak mau balik ke negaranya.
oh iya, satu lagi. pelajar endonesa ngabis2in duit negara buat kuliah dan gak mau balik ke negaranya.
Kalau yang ini saya kira tidak apa. Karena sudah terlalu banyak yang kembali ke Indonesia, dan cuma tenggelam di dalam sistem.
Beberapa bisa bangkit seperti mas Romi (ilmukomputer.com). Tapi ini merupakan perkecualian, dan cuma sedikit sekali yang mampu melakukan ini.
Jadi kawan2 saya biasanya saya sarankan untuk tetap di luar negeri dulu, tapi tolong tetap bantu Indonesia dengan kemampuan mereka. Seperti :
1. Nge blog : agar bisa berbagi wawasan mereka
2. bikin jaringan : jangan mau kalah dengan india/cina/filipina/dll yang jaringannya sudah lebih dulu ada dan lebih solid. Mereka cenderung mudah mendapatkan high-skilled jobs karena ada saja rekan mereka yang sudah duluan di bidang tersebut dan membantu mereka masuk.
3. kirim devisa : jangan lupa kirim wesel untuk keluarga di indonesia = devisa masuk
dst.
Kira-kiranya demikian.
btw daftarnya bagus & provokatif 🙂 memang situasi disini sering membuat kita tercengang.
Tapi memang zaman sekarang sudah berbeda sekali. Lebih desktruktif saya kira.
Misal; dulu orang tua saya menabung kalau ingin membeli sesuatu. Sekarang kita berhutang kalau ingin membeli sesuatu, he he.
Dulu orang dipuji jika hemat. Sekarang orang dipuji jika boros.
Dst, ajaib juga melihat perubahan sedemikian kontras ini, sedangkan saya masih ingat betul situasi sebelumnya (padahal saya belum tua lho, betul deh ! 🙂 )
@christin:
Mereka gak tahan ngeliatin orang-orang laen di daftar yang di atas kali 🙂
@christin : Ehm.. *yang sedang di Belanda ini* termasuk golongan itu gak? 😀
@sufehmi : Kayaknya inilah yang sering disebut para pengamat – pengamat dengan “pergeseran nilai – nilai sosial”.. Sudah waktunya memang.
*yakin mas belum tua? 😀
Aku mau kutip ah… Boleh ya…
Hohohoho… Menurut kamu, to? Termasuk gak? *wink*
Ini terjadi di mana yak? Endonesa kah?
kliatannya seperti kritikus tapi habis waktu buat nge-blog…..
lho….
kawan opo lawan seh????? ;>o
Haha…
Kirain masalah healthy, rupanya masalah sifat2 orang indonesia…