Tak Bisa Bahasa Jawa dengan Bahasa Jawa

Selama saya di Jogja, saya sudah cukup terbiasa dengan “tounge switching” ala masyarakat Jawa. Tongue Switching itu maksudnya, berganti bahasa ketika berbicara dengan orang yang lebih tua / lebih dihormati. Jika tadinya berbicara dengan Jawa Ngoko, maka ketika berbicara dengan orang tua, atau orang yang dihormati, bahasanya berganti ke yang lebih halus (tapi sepertinya masih belum Kromo Inggil). *Tongue Switching* itu istilah saya sendiri, jadi gak usah cari di Wikipedia yah..

Hari Sabtu tanggal 20 lalu, saya justru terjebak sendiri dengan Tongue Switching ini. Waktu itu saya, ditemani Yodi mengirimkan sekotak kardus ganja kering ke kampung halaman saya. Selesai mengurus berkas administrasi dengan mbak – mbak di Kantor Pos, paket saya itu dibungkus dengan karung oleh seorang ibu – ibu. Karung itu juga di jahit setiap sudutnya agar lebih rapi. Setelah itu saya menuliskan alamat rumah saya di karung itu dengan spidol. Gratis? Hooo.. tentu saja.., kalau dia ibumu.. Kalau enggak, ya bayar.

[Updated – 1 Jan 2009 : Si Gilingan Cabe itu ternyata mengambil fotoku]
Kantor Pos
Karena dia adalah seorang ibu, maka saya pun otomatis melakukan Tongue Switching.

Saya : “Sampun Bu?” (*Sudah Bu?)

Si Ibu : “Inggih Mas” (*Iya Mas)

Saya : “Pinten Bu?” (menanyakan biayanya)

Si Ibu : “Sedhoso mawon mas..” (*sepuluh mas)

Saya : (saya bingung, sedhoso itu dalam bahasa Indonesia berapa ya? Maka saya pun bertanya) “Sedhoso niku pinten Bu?” Continue reading “Tak Bisa Bahasa Jawa dengan Bahasa Jawa”

Kado Natal dari Dunia OpenSource

CakePHP memberikan hadiah yang sangat berkesan di peringatan kelahiran Yesus Kristus kali ini. Versi Final dari CakePHP 1.2 akhirnya diluncurkan tepat tanggal 25 Desember 2008 lalu, setelah dikembangkan selama kurang lebih 2 tahun. VLC juga memberikan sedikit kejutan pada saya, karena tiba – tiba saya mendapatkan logo VLC (Video Player) menggunakan topi Santa Claus. Mungkin … Continue reading Kado Natal dari Dunia OpenSource

Dialog Kenyataan

[Suasana yang sangat terasa berbeda ketika pulang kampung adalah dialog – dialog khasnya]

*ilustrasi, saduran dari berbagai dialog

Bulha : “Ran.. Wuaah.. Akhirnya pulang kampung juga kamu.”

Haran : “Iya Bul, kangen rumah. Eh, denger – denger anak si Mimin dah jadi PNS sekarang ?”

Bulha : “Iya.. Kan si Mimin dah lama nabung.”

Haran : “Nabung? Emang kalo nabung di Bank ada undian hadiahnya bebas tes PNS ?”

Bulha : “Ya enggak.., kalo dia gak nabung dari dulu, mau cari duit darimana dia buat “melicinkan” proses masuk anaknya si Mimin itu”.

Haran : “Waduhh.. Segitunya, beneran ?”

Bulha : “Ya iyalah.. Investasi itu namanya.. Coba aja itung, dengan model 30jutaan, hidup mu dan anak – anakmu terjamin seumur hidup. Walopun kecil, tapi pasti.”

Haran : “Investasi yang balik modalnya lebih pasti ya? He..he..”

Bulha : “Iya.. Soalnya kalo ngelicinin masuk TNI ato POLRI kan pasarannya kurang lebih sama. Tapi, ntar bisa aja suatu saat dikirim perang atau tugas di daerah konflik kan? Terus, harus kasih “uang penjamin” lagi biar gak dikirim ke daerah konflik.” Continue reading “Dialog Kenyataan”

Dimana Informasi Webpreneurship Indonesia ?

Tanggal 6 Desember lalu saya diminta memberi kuliah umum di Teknik Informatika UPN, Jogja. Judul yang diberikan dari Himatif UPN adalah “Webpreneurship”.

Saya sendiri bukan (belum menjadi) Entrepreneur. Cuma senang memperhatikan dunia web saja. Jadi pada kesempatan tersebut, saya lebih banyak sharing dari apa yang saya tahu dari membaca di internet maupun diskusi dengan teman – teman (baik pelaku maupun pengamat) di jagad maya.

Saat membuat presentasi tersebut saya baru sadar. Dari sekian banyak website yang saya sorot di dalam presentasi saya, sangat sedikit situs Indonesia. Mereka diantaranya : Detik.com, Kompas.com, DetikPortal.com, PortalHR.com, YogYES.com, Cerpenista.com, KutuKutuBuku.com, dan Penonton.com. Situs – situs itu sebagian saya jadikan contoh bagaimana mereka bisa menghasilkan uang dari dunia internet. Sebagian lagi saya jadikan contoh situs yang model bisnisnya belum saya ketahui.

Ya, memang banyak situs Indonesia lainnya yang boleh dikatakan berhasil, seperti Kaskus.us, Bhinneka.com, dll. Tapi informasi mengenai mereka sangat sulit didapatkan. Kalaupun ada biasanya bukan dari media, atau dari liputan media (maupun blog), melainkan dari milis, jaringan pertemanan, dll. Continue reading “Dimana Informasi Webpreneurship Indonesia ?”

Brasero – CD Ripper yang Super Canggih di Linux

Di Linux *Ubuntu Ibex*, tool untuk copy CD Audio (ripping) yang paling saya sukai adalah program Brasero. Saya sudah sangat sering menggunakan program ini, soalnya Bapak Kos saya sering minta dicopykan lagu dari CD yang dia beli, agar bisa dimainkan berulang kali untuk latihan nyanyi anaknya. Tapi tak disangka kemampuannya bisa super canggih seperti ini … Continue reading Brasero – CD Ripper yang Super Canggih di Linux

Friendster dan Polisi

Selama beberapa waktu belakangan ini saya merasa yang mainan Friendster dah ketinggalan jaman.. (walaupun saya sendiri masih ngupdate foto – foto di FS terus.. He..he..) . Sekarang jamannya Facebook. Punya blog juga biasa aja.., sekarang mainannya Plurk.

Tapi kenyataannya, di sebagian besar daerah lainnya, Friendster masih jadi tujuan utama anak muda berinternet. Entah itu buat lihat – lihat update terbaru berita temennya, cari “nice looking girls / boys”, menggosip, kirim – kirim komen, godain temen, dll.

Tapi asyik juga. Saya yang hampir setiap hari minimal ngenet 8 jam saja tidak begitu tahu perkembangan teman – teman lama saya via Friendster. Tapi teman – teman saya di Jambi sana justru sangat update dengan perkembangan teman – teman kami lainnya, berkat Friendster. Kalau teman – teman kampus (yang sudah berpencar ke seluruh penjuru dunia) sih selalu dapat kabarnya via milis.

Tapi mungkin saja fenomena ini tidak terjadi di daerah yang internetnya kembang kempis. Toh di Riau sana, di perumahan karyawan perusahaan minyak Amerika itu, banyak yang update berita temannya via Friendster. Walaupun mereka juga biasanya aktif di milis (soalnya, sebagian besar dari mereka juga kan alumni dari universitas besar di Pulau Jawa sini).

Terus intinya apa? Gak tau.. Ha..ha.. Tadinya mo nulis apa gitu.., tapi kok makin lama makin ngelindur.. He..he..

Udahlah, nih contoh percakapan yang terjadi dengan seorang sahabat via telepon, kemarin sore.


Sori adanya cuma bahasa Jambi (males translate) 😀

Tlilililitt.. tli li litt… (ringtone HP). Lihat di HP tertera nama sahabat lama yang sekaligus juga saudara saya, dan sekarang sudah berpangkat Bripda di Kepolisian Jambi.

Saya : “Woi.. Do.. Apo kabar? Lamo dak kontak kontak..”

Do (nama samaran) : “Baeklah To.. Kau tu na sombong nian.. lah betaun dak balek – balek ke Jambi”.

Saya : “Ha..ha.. basing be, mau lah aku tu balek, tapi dak katek waktu. Mano kemaren sibuk ngurus skripsi. Tapi gek Natalan aku balek kok, siapin be tim penjemput dari POLRI, he..he..he. Eh.., apo kabar budak – budak?”

Do : “Cam itu lah To.. Banyak yang berubah, lah jadi anak gaul. Balek kesini ngomongnyo pake ‘lu gua’ pulak. Mati anak mudo…! Besak gaya budak tu..”

Saya : “Iyo po? Wai dak tau jugo aku.. Lah lamo dak ngubungin budak tu”

Do : “Tengoklah di Friendster. Si (GGG) lah pirang – pirang be rambutnyo. Si (KKK) tu jadi anak gaul dio, lah jadi anak band indie dio. Nah kalo Si (XXX) itu, gawenyo pacaran be nampaknyo. Segalo macam foto gaya ciuman dipasang budak sikok tu disitu.. Sangar..!”

Saya : “Wuee.. Bripda sikok ni main Friendster be kerjo kau. Jangan – jangan lupo gek ngamankan Jambi tu.. ” Continue reading “Friendster dan Polisi”