Review Film: 2014 – Siapa di Atas Presiden

Tadinya saya membaca ulasan film dengan judul 2014 ini di majalah Tempo. Ulasan film oleh Leila S. Chudori ini menyiratkan kesannya kurang puas dengan film ini. Tetapi buat saya, dengan adanya film Indonesia ber-genre seperti ini saja saya sudah cukup senang. Karena judul filmnya “2014”, dan subjudulnya “Siapa di atas Presiden?” otomatis orang akan berpikir … Continue reading Review Film: 2014 – Siapa di Atas Presiden

[Update] Beli Aplikasi Android di Google Play Store Lebih Murah dengan Kartu Kredit daripada Telkomsel Billing

Lengkap sudah. Developer aplikasi Android Indonesia bisa menjual aplikasinya di Play Store. Pengguna Android dari Indonesia juga sudah bisa membeli aplikasi dengan cara potong pulsa. Ekosistemnya sudah lengkap. Setahu saya ada 2 operator yang menyediakan fitur ini: Indosat dan Telkomsel. Kemarin sempat terdengar kabar di Twitter kalau untuk Indosat sempat di-stop. Saya enggak tahu sekarang … Continue reading [Update] Beli Aplikasi Android di Google Play Store Lebih Murah dengan Kartu Kredit daripada Telkomsel Billing

Sukses dengan Situs Wisata, YogYES.com Luncurkan LokasiAsik.com

YogYES.com adalah salah satu contoh web-startup lokal yang terbilang sukses di Indonesia. Didirikan oleh Agus Supriadi dan Indah Kristianingsih tahun 2003 silam, tahun ini YogYES pun semakin mantap dari sisi bisnis. Selain “naik kelas” dengan berganti badan hukum dari PO menjadi PT. Portal Wisata Indonesia, web-company asal Jogja ini juga akan segera meluncurkan logo barunya. … Continue reading Sukses dengan Situs Wisata, YogYES.com Luncurkan LokasiAsik.com

Seperti Inilah Sulitnya Membuat Satu Halaman Website

Sewaktu saya masih belajar HTML saja (jaman SMA), saya enggak pernah percaya kalau membuat satu halaman website static, bisa membutuhkan waktu 2 bulan, bahkan lebih. Karena secara teknis, tidak besar tantangannya. Tetapi setelah saya bekerja, ternyata kenyataannya seperti itu.

Saya ambil contoh. Halaman website yang perlu dibuat isinya hanya: judul singkat dalam format teks, satu video, dalam satu halaman website. Tidak perlu ada animasi, efek-efek aneh-aneh, kolom komentar, dll. Benar-benar hanya halaman website biasa, dan static (tidak ada informasi yang secara regular diupdate).

Bagi web developer, ini pun tergolong mudah. “Ahh elah.. Bikin satu page HTML. Kasih tag <h1> di judul. Videonya pake JWPlayer aja. Kalau mau agak bagus, pakai aja template-template jadi. Atau biar di mobile enak dilihat, pakai Bootstrap atau Foundation juga bisa. 20 menit juga itu jadi maahh…”

Kenyataannya? 2 bulan ! Beneran. Total waktu dibutuhkan dari permintaan itu disebutkan, sampai dengan akhirnya halaman website itu jadi, bisa jadi butuh waktu 2 bulan, atau bahkan lebih. Kenyataan itu keras bung. Di perusahaan-perusahaan besar ini awam terjadi. Kenapa bisa begitu? Begini contohnya: Continue reading “Seperti Inilah Sulitnya Membuat Satu Halaman Website”

Mungkin Blibli.com Lelah

Jadi, beberapa waktu lalu saya melihat harga tablet Nexus 7 32GB LTE di Lazada jauh di bawah harga rata-rata, 2,7jt. Normalnya sekitar 3,7juta. Saya jadi penasaran di Blibli.com kira-kira harganya berapa. Saya googling dengan kata kunci “nexus 7 blibli”. Keluar iklan dari Blibli di halaman hasil pencarian. Seperti ini isinya : Wah.., jangan-jangan harga Nexus … Continue reading Mungkin Blibli.com Lelah

Begini Pengalaman Saya Melaporkan SPT (Pajak Penghasilan) Secara Online

djp

Tahun 2013

Tahun 2013 lalu, saat masa pelaporan SPT saya diberitahu kalau fitur pelaporan SPT secara online sudah tersedia. Alamatnya djponline.pajak.go.id. Setelah mendengar presentasi tim dari kantor Pajak sekilas saya rasa agak ribet. Karena pembuatan dan aktivasi akunnya masih membutuhkan proses manual ke Kantor Pajak.

Jadi untuk bisa melaporkan secara online kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Nah untuk bisa aktif, akun ini perlu verifikasi nomor e-FIN (Electronic Filing Identification Number). e-FIN ini dikeluarkan oleh kantor pajak. Nah disini perlu proses manual. Saya lupa detailnya. Saat itu dilakukan kolektif bersama rekan-rekan kerja saya. Jadi pokoknya tahu – tahu sudah dikirimin aja e-FIN nya.

Pengalaman mengisi SPT Online tahun 2013 itu juga tidak begitu bagus. Saya berhasil aktivasi, login, ganti password. Setelah logout saya gagal login lagi. Reset password, berhasil, login lagi, terus bingung cara isi form nya. Lalu saya logout lagi karena ada meeting. Kembali ke meja, login gagal, server down. Dst. Tampilan situsnya juga jelek menurut saya. Gak usah urusan desain deh,  layout (user interface) nya saja sudah membingungkan menurut saya.

Singkat cerita setelah beberapa kali percobaan, bersama teman-teman yang juga kebingungan, sebagian besar dari antara kami akhirnya berhasil menyelesaikan pelaporan SPT secara online ini. Tapi dalam hati kecil saya, saya curiga di tahun 2014 (yaitu tahun ini) nanti paling sistemnya berubah lagi, akunnya harus create lagi, dst. Disitu saya merasa sedihTM.

Lalu bagaimana kali ini di tahun 2014?

Continue reading “Begini Pengalaman Saya Melaporkan SPT (Pajak Penghasilan) Secara Online”

Bekerja dari Rumah Tidak Selalu Lebih Baik

Kalau dengar pembicaraan orang-orang di kantor, sepertinya banyak sekali yang kepingin “work from home”. Ceritanya kerja remote gitu. Enak, gak perlu habisin waktu macet di jalan. Bisa sambil ngurus anak. Bisa bebas pake baju, gak pake baju pun bisa. Untuk urusan komunikasi gampang. Ada Lync (kalau yang pake Microsoft-based), bisa chat, video maupun audio call, … Continue reading Bekerja dari Rumah Tidak Selalu Lebih Baik

Mengganti Jenis Huruf ala-ala Medium

Setelah belakangan sering membaca tulisan di Medium.com, akhirnya kepengen juga blog ini menggunakan jenis-jenis font yang mirip. Jadilah saya eksperimen mengganti font blog ini dengan Google Font. Namanya ‘Halant’. Sepertinya  lebih nyaman dibaca. Sebenarnya hampir mirip sih dengan ‘Georgia’, tapi untuk header (H1, H2, dll), jenis huruf ‘Georgia’ tebalnya agak kurang sedap dipandang. Oh iya, … Continue reading Mengganti Jenis Huruf ala-ala Medium

Pelajaran dari Mengikuti Lari 17km

sumber gambar: dunialari.com

5k, 10k, 17k, 22k, beberapa jarak yang sering jadi pilihan dalam acara lomba lari. Saya sendiri dulu cukup rutin lari di treadmills karena alasan yang cukup sederhana. Tapi untuk ikutan lomba lari yang sedang marak-maraknya kala itu saya masih enggan. Kayanya males aja gitu bangun subuh-subuh, pergi ke Sudirman cuman buat lari-lari. Ongkos pulang pergi taksinya aja udah berapa. Daftarnya bayar lagi, hih..!. Yeah.., I’m a cheap bastard. Haha.

*eh iya, buat yang awam ‘k’ itu maksudnya kilometer.

3K

Tapi akhirnya di Juni 2013 saya ikut lari 3K dalam acara Aquarius Sebelasthlon. Lari lucu-lucan kalau kata teman-teman saya yang sudah ikut lari 5k, 10k, dll. Kemudian di 2014, bulan Agustus akhirnya saya ikut Silverun, penyelenggaranya organisasi pengacara-pengacara pasar saham gitu deh. Entahlah apa namanya. Keduanya tentu saja gratis. Hehe.

11K

Untuk yang Silverun ini cukup jauh jaraknya, 10k. Sewaktu lari saya ikut tracking juga dengan aplikasi Endomondo di Android saya, jarak aslinya dari start sampai finish malah sebenarnya 11k lebih. Ternyata tidak seperti perkiraan saya, setelah selesai tidak capek-capek amat ya 11k itu, hehe. Entah karena saya gak ngoyo kali ya. Waktunya? 1 jam 9 menit 4 detik (kalo menurut Endomondo). Ya jelas saya bukan juaranya. Walaupun para pelari dari Kenya itu gak ikut pun, saya pasti gak bakal juara deh.

17K

Lalu, karena penasaran, dan juga karena (lagi-lagi), gratis, hehe, saya ikut Independence Run di bulan yang sama, tahun 2014. Saya pilih yang kategori 17k, karena cukup pede dengan hasil yang 11k kemarin. Saya baru tahu, ternyata lari di jalan itu tidak separah yang saya bayangkan.

Tapi, kali ini saya ceroboh. Orang-orang sering bilang, H-1 sebelum lari harus carbo loading. Biar energinya banyak. Berhubung 17k itu jarak yang jauh bagi saya, ya saya coba ikuti. Jadi jam 10 malam H-1, saya merasa saya perlu carbo-loading. Jadilah saya ke warung makan Padang terdekat. Dengan 1 rendang, 1 ayam goreng dada yang ukurannya jumbo, ketimun potong, daun singkong, gulai nangka, plus nasi porsi kuli, semuanya saya habiskan dalam tempo sekejap. Alhasil, kekenyangan membuat saya tidak bisa tidur. Berbaring saja sulit. -__-

Continue reading “Pelajaran dari Mengikuti Lari 17km”

Ngeblog karena Komentar

Beberapa kali teman-teman saya yang sudah punya blog bilang, mereka sebenarnya pengen nulis rutin di blog. Tapi seringkali bingung apa yang mau ditulis. Terutama mereka yang menghindari menulis “ala diary”, alias tidak mau menceritakan kehidupan pribadinya di blog. Karena memang topik ini yang paling gampang dibahas di blog sih. Nah kalau sudah buntu begitu, salah … Continue reading Ngeblog karena Komentar

Tawaran Asuransi dari Telemarketer Bank, Untung atau Rugi?

Beberapa kali saya mendapatkan tawaran asuransi (ehm, istilah mereka sih “Perlindungan Diri”) dari beberapa telemarketer bank, entah bank yang saya jadi nasabahnya, ataupun bank lain. Pada umumnya tawarannya kurang lebih sama seperti ini:

  • Biaya premi tetap selama 10 tahun
  • Di tahun ke 10 seluruh premi yang kita bayarkan akan dibayarkan 100% (tanpa potongan biaya apapun)
  • Melingkupi asuransi kesehatan, termasuk kematian. Bahkan ada yang bahkan kematian yang disengaja, alias bunuh diri (setelah 13 bulan jadi nasabah). Jadi kalau di bulan ke-14 stress, mau mati aja, bisa bunuh diri, nanti ahli warisnya dapat duit. Setidaknya begitu kata marketer nya.
  • Komitmen harus 10 tahun, jadi dibawah 10 tahun gak bisa menarik dananya.

Nah selain itu point-point di atas detailnya bervariasi. Misal, besar premi, detail cakupan yang masuk dalam asuransi, term pembayaran kembali premi, dan lain-lain.

Kalau anda kerja sebagai karyawan tetap di perusahaan, dan dari kantor sudah mendapatkan jaminan asuransi kesehatan, lalu karena UU yang baru, pasti juga mendapatkan asuransi BPJS, kira-kira untung atau rugi kalau mengambil tawaran asuransi seperti di atas? Mari kita ulas. Continue reading “Tawaran Asuransi dari Telemarketer Bank, Untung atau Rugi?”