Tantangan Besar bagi MindTalk / Digaku

Beberapa waktu lalu Abang Edwin menulis di blognya perihal pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai CEO Ansvia (PT yang menaungi MindTalk.com / Digaku). Saya melihatnya di Linkedin. Kami sempat sedikit “berdiskusi” juga di Linkedin soal MT ini.

*mungkin ada yang masih ingat, di tahun 2011 saya pernah mengulas MindTalk.com saat awal-awal baru diluncurkan. Secuplik sejarahnya ada di sana. Mungkin bagus juga baca dulu detailnya, lalu kembali ke sini.

Slack

Seperti saya sebutkan di review saya dulu, konsep awal MT/Digaku sebenarnya cenderung lebih mirip MIRC ketimbang Facebook Group. Tapi dengan berbagai pertimbangan, mereka akhirnya memutuskan untuk berubah menjadi social media interest-based. Kalau menurut saya sih pada dasarnya ini adalah Kaskus versi modern.  Continue reading

Platform Ketiga Bagi Pemilik Konten Online

[Ilustrasi: Mark Hunter – tartanpodcast | Flickr.com]

Kalau dulu kan platform media digital (online) itu bisa dibilang cuma satu, desktop.Walaupun cuma satu, tapi secara teknis PR nya cukup besar, karena di masa-masa itu kompatibilitas antar browser masih sangat jauh berbeda. Ya, dosa terbesarnya memang karena waktu itu IE 6 masih mayoritas sih. Pokoknya di masa-masa itu, sebelum website dipublikasikan, harus memastikan dulu tampilannya konsisten di semua browser. Ribet lah. (sekarang sih masih, tapi sudah mendingan).

Lalu belakangan platform yang mayoritas menjadi dua: desktop (website) dan mobile (aplikasi mobile/mobile site). Jadi para pemilik konten melakukan optimalisasi agar kontennya bisa disajikan dengan mudah di kedua platform tersebut. Harus sigap mengatur strategi bagaimana agar delivery konten di masing-masing platform jadi optimal. Memutuskan apakah membuat mobile-apps atau cukup mobile-site saja? Atau justru cukup website yang sudah responsif? Continue reading

BBC Indonesia sedang Mencari Trafik ?

Feed ini muncul di newsfeed Facebook saya. Judulnya sih sangat bombastis. Apalagi yang nulis akun Facebook resmi BBC Indonesia.

Lalu saya buka link beritanya. Ternyata isinya ini:

Lah kok?

Melihat komentar-komentar di Facebook mereka sih isinya jadi ramai karena kontroversi soal fatwa MUI ini. Walaupun beritanya gak ada hubungan dengan fatwa MUI ini.

Ini, BBC Indonesia lagi ngapain sih? Segitunya ya nyari trafik..? Ya banyak sih portal-portal berita lain yang kaya gitu.:(

Diakui atau tidak, untuk saat ini, di Indonesia, sepertinya memang trafik itu masih jadi “mata uang” media online.

Link: Sampai tulisan ini dimuat, link nya masih aktif di akun Facebook BBC Indonesia.

Facebook adalah… ?

Kalau resmi dari Facebook sendiri :

“Facebook adalah sarana sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman dan rekan mereka lainnya yang bekerja, belajar, dan hidup di sekitar mereka. Orang-orang menggunakan Facebook untuk menjaga hubungan dengan teman, bertukar foto tanpa batas, mengirim tautan dan video, dan mengetahui lebih jauh tentang orang-orang yang mereka temui.”

Cuma, definisi di atas terasa sekali kalimat terjemahan dari bahasa Inggris. Iya ndak sih?

Kapan Negara boleh Blok Twitter / Facebook?

Ya maksudnya gak cuma Twitter & Facebook aja sih.., semua social media lah.. (Plurk, Yahoo Mim, Koprol, dsb).

Bisa ditebak, tulisan saya ini berhubungan dengan keadaan di Mesir sekarang. Kalau boleh saya bilang keadaan di Mesir sekarang mirip kaya Indonesia di bulan Mei tahun 1998 dulu. Rakyat ingin reformasi. Masyarakat bentrok dengan aparat. Yel – yel yang menyerukan agar presiden segera turun terdengar di mana – mana. Nah, untuk membuat situasi tidak makin carut – marut (setidaknya menurut pemerintah Mesir), akses informasi pun diperketat, hingga akhirnya internet pun diblok (!). Saya tidak tahu apakah hasil dari strategi ini sesuai keinginan pemerintah Mesir atau tidak.

Yang menjadi pemikiran saya. Jika saja.., waktu jaman tragedi Ambon, Poso dan Sampit dulu Twitter, Facebook dsb sudah ada,  kira – kira Pemerintah Indonesia bakal memblok social media ini atau tidak ya?

Ya..ya.., saya tahu, sebagian dari penggiat dunia online akan berkata (kurang lebih) : “Saya rasa masyarakat kita di dunia maya sudah cukup pintar. Mereka tahu mana yang harus disebarkan, mana yang tidak.. Mereka tahu bagaimana sebaiknya bersikap. Toh sebagian besar pengguna internet kita biasanya pendidikannya sudah cukup”.

Saya agak ragu. Di milis – milis yang isinya banyak orang – orang yang berpendidikan tinggi pun, seringkali saya masih mendapat forward-an HOAX tentang berbagai hal, mulai dari kesehatan, produk, agama, politik, sejarah dst. Dahulu, saat terjadi tragedi kemanusiaan itu, jika saja arus informasi sudah seperti sekarang, saya rasa saya pun bakal banyak menerima forward-an email – email HOAX yang (notabene) di forward mereka – mereka yang pendidikannya sudah bagus. Kalau seperti era sekarang, mungkin bakal banyak yang ReTwit tanpa pikir panjang. Karena pada dasarnya memang manusia itu cenderung “mempercayai apa yang ingin dia percaya”.

Dalam kondisi seperti itu, bolehkah negara akhirnya memblok layanan social media tadi? Atau mungkin di level yang lebih tinggi, memblok internet sama sekali?

Aaah.. mungkin juga saya yang terlalu menilai rendah pengguna internet kita.. Saya harap saya salah.

NB: Tulisan ini bukan angin segar buat Om TIffy biar bisa tiba – tiba nge-blok ini itu ya.. Saya cuma penasaran apa pendapat anda – anda sekalian.

Facebook harus Belajar dari Dirinya Sendiri Dulu

Saya suka ulasan Michael Arrington tentang tanggapan Facebook seputar worm yang beredar di situs ini beberapa waktu lalu.

Facebook mengatakan :

Never share your Facebook password with anyone. Never. No Facebook employee will ever ask for it, and no one else should know it. If you are ever prompted to log in to Facebook, make sure it’s from a legitimate Facebook web address. If something looks or feels off, go directly to www.facebook.com to log in. 

Tapi Facebook sendiri tidak menerapkan prinsip yang sama untuk layanan mereka. Facebook meminta username dan password email kita (tidak harus), untuk mencari dalam daftar kontak email apakah ada teman kita yang juga bergabung di Facebook.

Lengkapnya disini.

Ketatnya Facebook

Baru beberapa minggu lalu tegerak hati saya untuk mencoba membuat account di Facebook. Dulu pernah satu kali saya melihatnya, sempat tergugah untuk mengisi form Sign Up. Tapi rasanya cukuplah saya punya account di FS (*jadul yah..). Bukan apa – apa, hati ini sedikit merasa aneh karena dengan sukarelanya memberikan profil pribadi saya berenang kesana kemari di dunia si maya.

Dan akhirnya rasa ingin tahu ini pun mengalahkan bisikan batin dan logika saya. Terciptalah account saya di Facebook, dengan nama Tuan Takur. Bukan kenapa – kenapa, tetapi memang hanya karena hasrat ingin mencoba sajalah saya mendaftar disini.

Sesaat lalu, saya tertarik lagi bermain – main dengan account ini. Hendak saya ganti nama Tuan Takur itu. Dan Facebook pun memperingatkan saya :

Before confirming your name change request, please read the following.

  • Your Facebook profile must be attached to your real name.
  • You must include your full name.
  • Celebrity names, nicknames, or other fake names are not allowed and will not be approved.
  • Obscenity, curses, and swear words are not allowed and will not be approved.
  • ISn’t~ ThIs <3 AnN0YiNg 2 ReAd? Non-standard capitalization and special characters are not allowed and will not be approved.
  • Do not try to combine sentences into one word; Jane Lookatmysupercoolnewnickname Smith will not be approved.
  • We review all name changes, so this will take approximately 24 hours.

Oh.. Facebook, maafkan saya, karena Tuan Takur tidaklah tertulis sebagai nama saya di akte kelahiran. Tetapi jikalau saya menggantinya dengan Juragan Sayur, kau tidaklah marah kan?

ItsMyLifeClub.com – Untuk Pria yang Mencari Pria (Indonesia Punya)

ItsMyLifeClub.comAnda seorang pria? Dan sedang mencari “teman” pria juga? Mungkin di luar negri anda bisa dengan mudah mencarinya. Apa lagi di negri semacam Belanda. Di Indonesia sepertinya tidak begitu mudah. (Sepertinya lho.., karena saya sendiri juga gak tahu.. 😛 ). Untuk sedikit mempermudah hal ini, kini di Indonesia sudah hadir sebuah situs jejaring sosial (social network – semacam Friendster, Facebook, dll) khusus untuk pria yang mencari pria.

Kebetulan sewaktu web ini sudah bisa mulai diakses, saya diberi kesempatan oleh bung Pitra untuk melongok isi dalam situs ini. Sebetulnya awalnya saya ingin mendaftar langsung, biar bisa merasakan user experience nya. Tetapi setelah melihat peraturan yang harus dipatuhi user sebelum register, saya jadi pikir – pikir lagi. Hi..hii..hii.. 😀

Saat ini situs jejaring sosial bukanlah hal baru. Di luar negri sendiri sudah terlalu banyak situs social network. Di Indonesia sendiri yang asli buatan lokal setahu saya ada 3 : KLFace (Face.KapanLagi.com), Fupei.com (digawangi bung Sagad – yang gosipnya mulai collaps), dan yang cukup baru TakeFRiENDs.com (digawangi bung Oggi – IdWebhost). Continue reading

Facebook.com Terancam Ditutup

Salah satu situs jejaring sosial yang banyak dibicarakan di media online Facebook.com, terancam akan di tutup (servernya di shutdown, dan tidak boleh online lagi selamanya). Hal ini terkait dengan tuntutan dari ConnectU.com yang menyatakan bahwa, tadinya Zuckerberg (pendiri Facebook) bekerja bersama 3 orang mahasiswa Harvard lainnya untuk mengembangkan ConnectU.com, tetapi sebelum ConnectU selesai, Zuckerberg keluar dan mendirikan Facebook (yang juga diluncurkan duluan).

Pengadilan mengatakan bahwa jika terbukti Zuckerberg melakukan pencurian hak kekayaan intelektual, maka Facebook.com harus ditutup. Tetapi hal ini masih dalam penyelidikan. Kita tunggu saja hasilnya.

Tulisan tentang skandal ini didapat dari : Jossip.com

Update : Cerita lengkap seputar seteru Zuckerberg dan mantan – mantan anggota tim nya, ada di RollingStone.com

[UPDATE] Tuntutan ConnectU kepada Facebook akhirnya dicabut dengan sebuah kesepakatan tertutup. Tetapi beberapa waktu lalu kesepakatan tersebut terbongkar. Disebutkan bahwa Facebook memberikan sejumlah uang besar kepada ConnectU dan memperoleh sebagian saham Facebook (sumber : Techcrunch.com)

—-

*iklan*

Find usefull information about surgery.

Google OpenSocial, Serangan Balik untuk Facebook

GoogleFacebook.com (sebuah situs jejaring sosial (social network)) makin lama semakin berkembang pesat. Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan open platform dari Facebook (bekerjasama dengan Microsoft). Dengan open platform ini, Facebook menyediakan libarary API (Application Programming Interface) untuk digunakan oleh siapa saja. Sehingga para developer (programmer) bisa membuat berbagai aplikasi kecil atau widget untuk digunakan di facebook sendiri, ataupun disitus lain. Hal ini tentu saja memacu para developer untuk mengembangkan kreatifitas mereka. Dan ini berarti semakin populer pula Facebook.

Google sendiri memiliki situs jejaring sosial, Orkut. Dan sebagai pemain besar tentu dia tidak tinggal diam. Google pun menambah koleksi API nya, dan lahirlah OpenSocial. OpenSocial ini adalah API yang bisa digunakan oleh siapa saja, khusus untuk situs – situs social network. Pada dasarnya sama seperti API yang dibuat oleh Facebook. Hanya saja OpenSocial jangkauannya lebih luas. Ia bisa digunakan di Orkut, Salesforce, LinkedIn, Ning, Hi5, Plaxo, Friendster, Viadeo dan Oracle.

OpenSocial ini terdiri dari 3 fungsi umum API untuk situs jejaring sosial :

  • Informasi profil user
  • Informasi teman – teman dari user
  • Aktifitas (apa yang sedang berlangsung, feed, dll)

Yang menjadi perbincangan banyak orang tentunya adalah banyaknya situs jejaring sosial yang didukung oleh OpenSocial. Suatu serangan balik yang sangat rapi.

Mengapa Facebook tidak didukung? Google mengatakan bahwa ia memberi kesempatan pada tiap situs, cuma tergantung mereka menanggapinya bagaimana.

Google OpenSocial API beralamat di http://code.google.com/apis/opensocial, tetapi sampai tulisan ini dibuat masih belum ada tuh path nya. Mungkin tertunda launchingnya.

Dari Indonesia sendiri Fupei.com sepertinya belum didukung yah? 😀

Digg.com dan Sejarahnya

Digg.comSekarang – sekarang ini memang sepertinya era pencatatan sejarah kembali dunia IT. Seperti jaman tahun 80-an ketika Apple, Microsoft, Netscape muncul, disusul Yahoo, Google, dll. Sekarang eranya Facebook.com, MySpace.com, Yelp.com, SixAPart.com, Digg.com, YouTube.com, Flickr.com, dan berbagai situs – situs inovatif lainnya. Para pendiri website – website ini kini menjadi selebritis Sillicon Valley.

Bagaimana dengan Indonesia? Saya belum menemukan yang bener – bener ide dan karya cipta anak Indonesia sendiri mengenai dunia web inovatif ini. Ada beberapa web yang masuk kategori web 2.0, tetapi idenya “hanya” menjiplak atau sedikit mengembangkan yang sudah ada di luar negri. Mungkin membaca sejarah Digg.com bisa menambah inspirasi untuk membuat karya – karya inovatif.

Silahkan lihat berbagai hal tentang sejarah dan perkembangan Digg.com disini.