Apakah Google Adsense (GA) yang semakin canggih? Oh.. bukan, kalo GA kan gini : Advertiser menempatkan iklan di Google Adwords. Kemudian para publisher menempatkan iklan ini di situs / blog mereka. Iklan di situs publisher ini akan muncul sesuai kata kunci di web tersebut, yang “dicek” oleh Google.
Alkisah Datuk X sedang browsing di internet. Datuk X mengklik iklan mp3 lagu daerah Indonesia, dengan begitu publisher mendapat “penghasilan” atas klik tersebut. Tetapi apakah kemudian Datuk X lantas melakukan transaksi di iklan yang dia klik? “Ape ni.. mahal sangatlah lagu orang Indon..!” *Datuk X gak tertarik ternyata*
Kita lihat skenario yang cukup baru :
Kali ini perusahaannya bernama Fetchback.
Advertiser menempatkan iklan di Fetchback. Publisher memasang iklan dari Fetchback di situs/blog mereka. Iklan juga akan muncul sesuai kata kunci yang “dicek” Fetchback. Ya.., sampai di tahap ini sama seperti Google. Langkah berikutnya yang membuatnya berbeda.
Datuk X mengklik iklan di situs/blog tersebut. Dan kali ini sama, Datuk X tidak jadi transaksi dari situs dari iklan tadi.
“Orang Indon ni sells lagu mahal sangat lah..!” – Datuk X merasa barang yang ditawarkan kemahalan.
Kemudian 3 minggu kemudian Datuk X mengunjungi www.silaban.net, dia ingin belajar bahasa Batak (setelah membajak lagu Maluku, beliau sekarang ingin membajak lagu Batak). Ternyata Silaban.Net ini juga menampilkan iklan dari Fetchback. Engine dari Fetchback mampu menganalisis bahwa sebelum ini Datuk X sempat mengunjungi situs lain dan mengklik iklan dari Fetchback, tetapi tidak jadi transaksi.
Fetchback menampilkan kembali iklan mp3 lagu daerah Indonesia di situs Silaban.Net ini. Tetapi kali ini harganya turun 75% jika transaksi dilakukan sekarang. Datuk X senang bukan kepalang.. “Nah.., ada tambah satu macam lagu ni nak buat promosi tourism Malaysia”, ujar Datuk X sambil memasang senyum serigala nya.
Jadilah si Datuk membeli iklan tersebut dengan kartu kredit. Ternyata kartu kreditnya dah dijebol hacker dari Maluku (buat royalti lagu Rasa Sayange mungkin..). Tapi tidak masalah, Datuk X kan punya banyak uang dari hasil kerjasamanya dengan para calo TKI Malaysia. Dan akhirnya Datuk X punya lagu baru buat promosi pariwisata Malaysia. Dan kali ini jingle nya adalah lagu Batak, dengan judul lagu “BODAT !”.
Kembali ke iklan online. Bagaimana FetchBack bisa memberi diskon 75%. Tentunya ini merupakan permintaan dari si advertiser dulu. Si Advertiser berani memberi diskon 75% karena mereka tahu si Datuk X adalah calon potential consumer. Dan ini bisa bervariasi tergantung berapa banyak advertiser yang memasang iklan dari Fetchback, dan jeda waktu antara Datuk X menemukan iklan pertama, kedua, dan seterusnya. Cukup canggih?
NB: BODAT dalam bahasa Batak artinya… Monyet !
benar le…
tapi apa mau orang malaysia bajak lagu kita-kita ni,karena ente tahu bahwasanya orang batak pernah makan orang,jangan sampai terjadi kejadian yang kedua for they.
tapi btw perlu dijelasin arti pembajakan, karena kayaknya lebih baik membajak software dan dengan rasa malu, dibanding dengan membajak lagu tapi dengan senang hati mengaku itu punyanya…
pie…
Wah Nes.., kok itu sekaligus ancaman yah.. 😀 sangar… !