Gara – gara ada yang posting berita ngawur di sebuah milis, Detik.com pun mengeluarkan pernyataan klarifikasi. Salah satu potongan kalimatnya :
“Seperti berita palsu mengenai BCA ini, hingga Kiamat pun, tentu Anda tidak akan menemukannya di indeks berita detikfinance tanggal 5 Oktober 2008.”
Wow..! Gak nyangka kalimat nya seperti itu. Geram sekali sepertinya. 😀
Btw, ini memang jadi masalah yang bisa dibilang konyol tapi krusial juga di negri kita ini. Dari berbagai milis yang saya ikuti, masih sering saya dapat email – email HOAX yang sudah basi (sudah beredar sejak lebih dari 3 tahun lalu). Tapi anehnya masih saja banyak orang yang percaya. Baik itu tentang isu obat – obatan, politik, agama, makanan, minuman, kesehatan, bantuan sosial, sampai isu – isu sederhana seperti peringatan akan sebuah kebiasaan kita sehari – hari.
Banyak email yang saya terima di milis yang saya ikuti itu justru diforward oleh orang – orang yang notabene sudah berpendidikan tinggi (sebagian ada yang sedang kuliah / lulus dari universitas terkenal di luar negri sana).
Sepertinya budaya online di Indonesia harus sedikit diubah. Membaca artikel di internet (terutama forward-an yang gak jelas asal – usulnya), saya rasa harus dengan sikap skeptik. Bisa kacau kita kalau percaya begitu saja apa yang kita baca di internet.
Detik.com mengambil langkah bagus dengan segera memberi klarifikasi terhadap Hoax seperti itu. Sayangnya banyak perusahaan besar di Indonesia (maupun perusahaan PMA), yang tidak perduli dengan Hoax tersebut. Jadi para anggota milis pun percaya saja dengan tulisan tersebut, karena mereka tidak melihat ada sanggahan dari objek pembicaraan.
Lalu apa yang bisa dilakukan? Saya pribadi masih bingung. Tapi saya membiasakan diri untuk segera membalas email yang nyata – nyata hoax. Saya coba beri pengertian kalau email yang dikirim itu adalah Hoax (kalau bisa disertai link penguat), setelah itu saya minta si pengirimnya mengirim kembali ke semua orang yang sudah dia forwardkan email tersebut.
Berhasil? Entahlah.. Saya rasa si pem-forward pun malas mengirimkannya kembali. Karena itu sama saja mengakui ke seluruh orang yang dia kirimi sebelumnya, bahwa dia telah memforward informasi yang tidak benar.
Good job Detik.com..!
NB: Masalah selanjutnya, ketika kita menginformasikan bahwa sebuah forward-an itu adalah Hoax, biasanya ada saja anggota milis yang lalu mengirim balasan : “HOAX itu apa?”. Hmm…
Salam kenal!
Saya juga sering men-debunk email yang saya curigai Hoax di milis internal. Tapi biasanya tanggapan sang pengirim adalah, “hati-hati boleh kan” (biasanya hoax tentang kebiasaan sehari-hari) atau variasi dari “Kamu nganggap saya bohong?”
Capek deh…
Dari ratusan pesan “forward” yang saya terima, hanya 1 buah pesan yang isinya benar. Itu pun sebenarnya tanpa “jasa” para forwarder, masyarakat seharusnya sudah tahu, soalnya beritanya muncul di mana-mana, di tv maupun koran.
Teman-teman saya yang terpelajar (sarjana!!!!) pun masih saja percaya dengan hal-hal konyol di email/ym dan langsung mem-forward nya tanpa pikir panjang :(:((
Saya selalu membalas email hoax dengan memberikan link dari posting yg pernah saya di blog saya. Ini tidak serta merta menghilangkan efek hoax, tetapi lumayan mengurangi jumlah orang2 yg “hobi” mem-forward email hoax.
Mudah2an semakin banyak orang yg aware tentang apa itu hoax.
he…
Laban kayaknya agak susah membedakan itu HOAX atau tidak,karena aku juga pernah…
mungkin untuk berhubungan dengan teknik kita masih bisa berfikir dulu bro,atau kayak email yang menjelek-jelekkan produk,tapi kalo untuk sisi kemanusian ini yang susah2 payah,kalo diabaikan kita gak tahu itu berita benar atau gak karena lokasinya bisa aja dekat dengan lingkungan kita tetapi kita gak tahu,aku pernah diceritain sih…tapi kl kita kirim bisa jadi itu HOAX,jadi bingung…
Itulah kenapa kita perlu yang namanya mem-filter informasi yang kita terima, hal itu perlu dilakukan untuk membuat kualitas hidup kita menjadi lebih baik.
misalnya saya hampir tidak pernah membaca berita yang isinya “potong tiga belas, potong ini potong itu” ataupun tontonan tivi yang sejenis, kecuali kalau saya tidak bisa mengganti channelnya sendiri…
begitu juga yang saya lakukan untuk informasi lewat website, saya malah jarang membaca website yang terlalu cepat update tapi isinya tidak perlu untuk diri saya… 🙂
Kalo aku sih ambil simpelnya Nes.. Kalo memang tidak yakin isinya, ya gak di forward. Kecuali kalo buat lucu – lucuan.. 😀
Kurang lebih saya juga sama..
dasar malas memang…, baru kali ini kubuka blogg mu ini. bagi saya yang masih awam teknologi per”web”an, kelihatannya enak juga baca2 tulisanmu .. ( dan perlu? )
kali aja ada pembaca di blogg ku yang ingin baca tulisanmu, aku link ya dengan judul teknologi web …
horas
http://rapmengkel.com
baru saja bbrp jam lalu saya kesal mendapatkan spt ini via ym
Yahoo akan dimatikan pada tgl 17 November. Mereka ingin memperoleh data messenger yg gratis. klo km melewatkan pesan ini, namamu akan dihapus dr daftar messenger. sudah banyak messenger yang terhapus. klik kanan pada nama contact di list anda, kirim email ini ke seluruh messenger yg ada dalam contact name… ini Anna Rubenecia president Yahoo, memberitahukan bahwa Yahoo telah memiliki anggota lebih dari 2juta. jika kamu ingin tetap memiliki account gratis kirimkan email ini ke siapapu yg ada dalam daftar kontak anda. dengan cara ini kami dapat mengetahui account mana saja yang masih digunakan dan account mana yang bisa kami hapus. kirim pesan ini dalam 8hari dan account anda akan tetap gratis…sieun dihapus ah
sy nggak mengerti kita ini mudah sekali percaya dengan informasi yg jelas2 nyeleneh, ndak ricek dan cek dulu terkadang, main forward sembarangan, tanpa tau kebenarannya ….pantas saja rakyat kita mudah terprovokasi, wong mudah sekali percaya dengan hal2 yg “dramatis”
mesti selektif dan cross-check, apakah benar beritanya seperti itu atau tidak, masuk akal atau tidak…
angkatan berapa tho mas? teknik nuklir/teknik fisika?
wakakakak….
saya juga baru dapat yang hoax yahoo itu…
aneh yang ngirim juga anak ilmu komputer,
emang klo kita nyebarin berita itu, pihak yahoo tahu darimana? dan apa untungnya? gak logis…
susah untuk membedakan yang hoax atau bukan jadi itulah problem juga
meskipun saya ga paham2 banget apa itu hoax, tapi saya ngerti kok maksudnya… pernah diajarin…