Karir 25 – 30

Di umur sekitar 25-an sampe awal 30-an itu sepertinya masa – masa dimana banyak orang bertanya – tanya tentang pilihan karirnya. Pertanyaan – pertanyaan berikut sering terlontar dari beberapa teman – teman saya : Apakah saya bahagia dengan pekerjaan ini? Apakah sebaiknya saya mengikuti passion saya saja ya? Apakah lebih baik saya fokus pada hobi … Continue reading Karir 25 – 30

Resolusi 2012

Semacam menjadi musisi, dengan membuat beberapa lagu akustik, dan diupload di SoundCloud. Semacam menjadi “DJ”, dengan membuat beberapa lagu EDM (Electronic Dance Music), dan masuk ke kompilasi All for Live’s dari Ableton. Semacam hidup lebih sehat, dengan mengurangi berat badan 18 kg. dst.. Beberapa resolusi 2012 yang semacam tercapai. Dan usia blog ini sudah 8 … Continue reading Resolusi 2012

Siapa yang Tertawa Terakhir

“Lihat saja nanti siapa yang tertawa terakhir”. Itu salah satu kalimat yang sering diucapkan teman saya dari semasa kami masih kuliah. Dalam konteks : saat ini kita berada di bawah, dan orang lain berada di atas. (Bisa dalam hal akademis, karir, jodoh, rumah tangga, panjang kelamin *eh*, ya apapunlah). Awalnya saya mengangguk saja mendengarnya (bukan … Continue reading Siapa yang Tertawa Terakhir

Membuat Paspor Online di Jakarta

Ini lanjutan dari cerita sebelumnya. Setelah gagal membuat paspor di kampung halaman, akhirnya saya memutuskan untuk membuat paspor di Jakarta saja, tapi baru terlaksana 6 bulan kemudian 😛   Saya mikirnya, kalau di kampung halaman sendiri saja ribet, apalagi di Jakarta. Belum lagi kalau cari – cari info di internet banyak juga cerita ribetnya ngurus paspor.

Ok, jadi saya sebelumnya buka – buka lagi situs Imigrasi untuk mencari prosedur resminya. Dari beberapa teman ada cerita kalau daftar via online lebih cepat dan gak ribet, walaupun di internet banyak juga yang ceritanya kebalikannya.

Berikut langkah – langkah yang saya lewati kemarin :

  1. Dokumen wajib di scan dulu (inget, scan hitam putih.. dan ada maksimum size nya untuk tiap berkas, saya lupa berapa). Dokumen yang saya scan : Kartu Keluarga, KTP, Surat Rekomendasi Kantor, dan Ijazah kuliah.
  2. Sebelum mendaftar online, pastikan dulu komputer yang anda gunakan terkoneksi dengan internet (ya eyalaaah..) + printer (!), karena di akhirnya ada bagian yang harus di-print.
  3. Cari tahu juga tentang lokasi kantor – kantor imigrasi yang akan anda datangi, apa nama resminya (misal : Kanim I Kelas Khusus bla.. bla..). Nanti saya ceritain dibawah soal ini.
  4. Masuk ke situs imigrasi (http://www.imigrasi.go.id) ada menu “Layanan Paspor Online”. Saat tulisan ini dibuat sih, linknya kesini : http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/InetMenu.jsp
  5. Pilih menu “Pra Permohonan Proposal”, isi formnya dan lanjutkan. Oh iya, saya membuat paspor yang 48 lembar. Kata beberapa teman ada negara yang tidak menerima paspor 24 lembar. Teman yang lain bilang, kalau paspor 24 lembar sekarang hanya untuk TKI. Saya enggak tahu juga kebenarannya.
  6. Di bagian upload silahkan upload masing – masing dokumen yang diperlukan.
  7. Nanti ada bagian untuk memilih kapan tanggal mau datang ke kantor Imigrasi dan pilihan kantor Imigrasinya. Tanggalnya itu H+1 lho. Wow.. cepat sekali ternyata via online. Kalau masukin manual kan harus masukkan berkas, datang lagi berapa hari kemudian.
  8. Nah terakhir akan muncul halaman yang harus dicetak. Disini tertera tanggal dan lokasi Kanim yang harus didatangi. Surat ini harus dibawa waktu kesana.
  9. Sebelum berangkat ke kantor imigrasi, pastikan anda membawa semua dokumen aslinya, bahkan yang tidak diupload. (Saya tetap bawa Akte Kelahiran, Ijazah SMP, sampe surat keterangan ijin dari ortu *biar kantor Imigrasinya gak dimarahin ortu saya kalau saya kabur ke luar negri #uhuk).
  10. Tidak perlu bawa fotokopinya, fotokopinya nanti aja di kantor Imigrasi. Soalnya biasanya ada aturan soal fotokopi ini (diperbesar dua kali lah, bolak – baliklah, dsb..)
  11. Saya pilih Kanim Jakarta Barat (di deket stasiun Kota, tepatnya deket lapangan Museum Fatahillah itu). Sampai disana sekitar jam 9 pagi.
  12. Nanya petugas untuk yang online gimana, jawabannya : “Isi formulir dulu mas.., formulirnya di sebelah, gratis kok”. Sampai disini saya mulai skeptis.. Kan sudah input data online, kok ngisi form manual lagi? Wah.. jangan – jangan ini jadinya harus masukin manual. Saya telpon seorang teman, soalnya ceweknya pernah bikin paspor online. Ternyata jawabannya bikin lebih was – was. Setelah mereka datang ke kantor Imigrasi Jakarta Selatan, petugasnya bilang kalau sistemnya lagi gak bisa diakses atau apalah gitu, intinya gak bisa aja. Jadi harus proses manual lagi. Continue reading “Membuat Paspor Online di Jakarta”

Tentang Twitter Satu Arah

Saya sering membaca tulisan dari orang – orang yang berkecimpung di dunia digital, yang “mengecam” maraknya perusahaan yang menggunakan asset digital (Facebook, Twitter, YouTube), dll tetapi hanya satu arah. Menurut mereka, social media itu harusnya dua arah. Penggunaan satu arah itu, salah kaprah.. Perusahaan – perusahaan ini harusnya aktif menggunakan Facebook, Twitter dan YouTube nya … Continue reading Tentang Twitter Satu Arah

Kelas Menengah di Indonesia

Quote yang penting untuk kelas menengah di Indonesia. “Jadi, biarkanlah mereka berdiri di atas panggung utama Indonesia untuk saat ini. Beri mereka kesempatan untuk mengajar di Indonesia Mengajar, menjadi relawan yang menanam pohon sembari menjadi advokat di konsultan tambang, menjadi pegawai bank sembari mencicil Nissan Juke, berkicau di twitter tentang orang utan sembari menabung di … Continue reading Kelas Menengah di Indonesia

Five Golden Rules for A Sucessful Ubuntu Desktop Migration

Dulu saya selalu bertanya – tanya, kenapa perusahaan – perusahaan besar itu tidak mau atau sulit sekali untuk pindah ke Linux. (Maksud saya tidak sekadar pindah server ya, tetapi pindah desktop full). Melihat lebih dekat, sekarang saya lebih mengerti kenapa. Uraian lengkapnya nanti saya buat dalam tulisan tersendiri. Nah buat yang bener – bener mau … Continue reading Five Golden Rules for A Sucessful Ubuntu Desktop Migration