Di Startup, Enggak Ada Teknologi yang Terlalu Canggih

16 thoughts on “Di Startup, Enggak Ada Teknologi yang Terlalu Canggih”

  1. Mantab! Membaca artikel ini jadi inget quote si Mr. Technology Doesn’t Count, ngomongnya gede, startup nya ga ada apa-apanya. Wkwk..

  2. Istilah “terlalu canggih” itu relative, tergantung dari sudut pandang siapa 🙂

    Tapi… mereka yang bilang gitu gak salah juga sih, karena:

    “Kekuatan besar (technology canggih) terkadang membuat bingung orang primitive” –Smith – The Avanger

  3. Inisiator yang dimaksud itu saya 😀 Ya semua berhak beropini. Basically the reason why I said that adalah banyak yang pakai teknologi high end, tapi akhirnya ketika mau scaling (we are talking about startup yg ngga banyak uangnya), menjadi kesulitan karena susahnya nyari programmer yang jago di teknologi yang masih ‘asing’. Kalaupun ada, pastinya mahal. Alhasil, bukannya mikirin customer acquisition dan sisi bisnis, malah mikirin teknologinya (dan biaya yang diakibatkan dari penggunaan teknologi tersebut).

    Saya melihat banyak programmer yang kemampuan MySQL-nya masih cetek, tapi sudah berani pakai database-database lainnya. It’s like learning to run without the ability to walk, or making rooftops without foundation. Ngga tahu apa itu DDL, DML, DCL. Ngga bisa membaca (atau bahkan ngga tahu) EXPLAIN SELECT. This is coming from someone who is actually teaching MySQL, SQL Server, and Oracle.

    Tiket.com dari development sampai soft launch only took 3 months to develop ( http://www.adheaven.com/post/12437657620/this-is-what-startups-is-all-about ) and I don’t think we can do this if we use ‘unfamiliar’ technology. Programmer saya sudah bisa efektif coding di day 2, which is crucial karena untuk hiring saja butuh 1 bulan notice. Saya setuju pendapat mas Sherief bahwa startup akhirnya harus berevolusi, tapi kalau evolusinya langsung skip beberapa fase itu seperti menembak lalat dengan bazooka.

  4. His startup got USD 10 million investment for that web
    He is currently setting up company for that web in US
    His CMO is American http://chip.co.id/news/read/2011/09/19/1199424/SixReps.com.Luncurkan.Situs.di.Las.Vegas
    His business sense is proven. Check out his house (15 milyar rupiah saja) http://dennysantoso.com/post/21690400076/my-morning-taken-with-instagram

    If I have to choose to listen between him, or another super genius geek, I will definitely listen to him.

  5. @Natali: Wah komentar-nya ngga nyambung sama ide tulisannya. Coba baca lagi yang teliti dari awal, ide-nya itu bukan soal menggunakan teknologi yang canggih atau jadul, tapi soal memanfaatkan teknologi berdasarkan kebutuhan, ngono son!

  6. ini yg dimaksud inisiator itu siapa ya?
    maksudnya Mr. Technology Doesn’t Count itu siapa?
    bukan saya kan? #kegeeran
    trus suruh lanjut ke mndt.lk buat apa?
    kok banyak kata2 yang membingungkan ya?
    salah saya apa? #kegeeranlagi
    #balikngoding

  7. perdebatan itu:

    1. melelahkan
    2. menghabiskan waktu
    3. menghabiskan duit+tenaga

    jgnlah melihat teknologi,waktu, dan uang itu sebagai sesuatu yg terpisah2…cobalah kita sesekali melihat ketiga hal itu sebagai satu kesatuan……

    #udahCapekDebat

  8. “buat saya yang penting serpis pelanggan, teknologi ndak masuk #edisijogja” lupa quote dari mana ini :))

  9. saya setuju dengan quote ini “Kekuatan besar (technology canggih) terkadang membuat bingung orang primitive” –Smith – The Avanger hehe

  10. Bener sih gaan, menurut ane yang penting tuh ke kompakan tim dan satu pikiran. intinya punya satu visi misi yang jelas. untuk masalah teknologi itu mengikuti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *