Tanggal 6 Desember lalu saya diminta memberi kuliah umum di Teknik Informatika UPN, Jogja. Judul yang diberikan dari Himatif UPN adalah “Webpreneurship”.
Saya sendiri bukan (belum menjadi) Entrepreneur. Cuma senang memperhatikan dunia web saja. Jadi pada kesempatan tersebut, saya lebih banyak sharing dari apa yang saya tahu dari membaca di internet maupun diskusi dengan teman – teman (baik pelaku maupun pengamat) di jagad maya.
Saat membuat presentasi tersebut saya baru sadar. Dari sekian banyak website yang saya sorot di dalam presentasi saya, sangat sedikit situs Indonesia. Mereka diantaranya : Detik.com, Kompas.com, DetikPortal.com, PortalHR.com, YogYES.com, Cerpenista.com, KutuKutuBuku.com, dan Penonton.com. Situs – situs itu sebagian saya jadikan contoh bagaimana mereka bisa menghasilkan uang dari dunia internet. Sebagian lagi saya jadikan contoh situs yang model bisnisnya belum saya ketahui.
Ya, memang banyak situs Indonesia lainnya yang boleh dikatakan berhasil, seperti Kaskus.us, Bhinneka.com, dll. Tapi informasi mengenai mereka sangat sulit didapatkan. Kalaupun ada biasanya bukan dari media, atau dari liputan media (maupun blog), melainkan dari milis, jaringan pertemanan, dll.
Memang untuk kategori bisnis, nilai pemasukan dari dotcom tersebut tidaklah seberapa, (dibanding dengan perusahaan – perusahaan yang terdaftar di BEJ sana, perusahaan sekelas Bank Mandiri, Wika, Medco Energi, dll). Tapi jika sentra UKM saja (yang omzetnya sama, atau justru lebih sedikit) banyak diliput media, mengapa untuk sentra dunia online jarang sekali? Coba bandingkan, berapa banyak berita yang anda terima tentang suatu industri kerajinan tangan, dibanding dengan berita tentang suatu bisnis dotcom?
Ya, kita beruntung, karena sekarang di Indonesia ada blog yang khusus membahas seputar dunia dotcom, NavinoT.com. Cukup memuaskan. Walaupun, tadinya saya mengharapkan NavinoT lebih berbentuk seperti TechCrunch, ReadWriteWeb, GigaOM, atau Webware. Tapi sepertinya NavinoT memutuskan untuk berwujud sedikit beda (walaupun masih di “genre” yang sama). Tapi sekali lagi, apakah memang informasi seputar webpreneurship di Indonesia harus menjadi informasi langka? Atau memang yang layak untuk diliput itu sangat sedikit?
Albert
19 December 2008 — 07:25
Mungkin yang pertama kudu diperjelas adalah definisi ‘webpreneurship’.
Apakah mencakup semua orang / badan yang dapet duit dari transaksi ‘langsung’ di internet? (situs jual beli buku misalnya)
Atau meliputi situs yang dapet duit dari pasang iklan adsense?
Atau juga situs yang pasang profil seseorang / badan di situ, untuk kemudian bisa dihubungi dan nego proyek (bisa secara offline ataupun online)?
Atau mungkin ada yang lain?
Toni @ NavinoT
19 December 2008 — 09:12
Wah, terimakasih karena telah menyebut NavinoT. Memang benar, informasi tentang pemain lokal sangat susah didapat. Ini mungkin karena kita belum ada koneksi ke jaringan-jaringan ayng menyentuh mereka. Sepertinya, usaha DailySocial.net untuk bikin startup directory patut didukung dan diramaikan :).
Aris P
19 December 2008 — 09:14
Kalo komunitas Tangan Diatas gimana?
http://www.tangandiatas.com/
Ivan @ NavinoT
19 December 2008 — 11:47
Makasih, moga2 NavinoT bisa jadi sumber informasi π
Kukuh TW
19 December 2008 — 15:39
BaliHotelMap.com is generate revenue for booking hotel through this site
Ben
19 December 2008 — 17:58
Thanks telah menjadikan penonton.com sebagai salah satu contoh π
Pogung177
20 December 2008 — 00:37
jangan sampai jadi “informasi curhat”, saja om Ivan
Pogung177
20 December 2008 — 00:39
Masih berupa “mashup” Google map, blom orosinil dan masih banyak yg se-genre seperti itu
kamal
22 December 2008 — 11:13
“Tapi sepertinya NavinoT memutuskan untuk berwujud sedikit beda (walaupun masih di βgenreβ yang sama).”
itu maxudnyua apa ya> perasaaan saya navinot udah mirip kayak webware dkk itu deh…
Ivan @ NavinoT
23 December 2008 — 04:19
Kalo TC/RWW dll khan lebih news tentang web(2.0) dan berita2 seputarnya. Kalo NavinoT lebih ingin mengangkat aplikasi lokal, sambil belajar dari web internasional. Sambil belajar pengalaman dari pemain lokal juga, lewat interview2.
NavinoT lebih melihat internet itu lebih sebagai ‘bisnis’, bukan hanya programming, makanya perlu strategi, termasuk marketing. Apa gunanya karya yang bagus tapi tidak terlihat.
Rifai
23 December 2008 — 20:05
btw, kalo cerpenista dapet duitnya dari gimana yaa…?
saya lihat webnya bersih dari iklan/adsense ppc atau member berbayar.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:33
Definisi pasti sih saya kurang pasti mas. Tapi kasarannya mereka – mereka (berkelompok/tim) yang mendapatkan penghasilan dari website yang dikelolanya.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:34
Senggol – senggol dikit.. :). Eh iya, DailySocial juga jadi resource yang lumayan tuh.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:34
Dia kan komunitas Entrepreneur, bukan cuma Entrepreneur berbasis website.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:35
Sepertinya promosi nya masih agak kurang Om. Soalnya pengakuan teman – teman, banyak yang rada bingung.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:36
Baru banget soalnya, jadi cocok untuk dijadikan contoh bagi mereka yang baru mau mulai.
Okto Silaban
23 December 2008 — 21:37
Cerpenista memang saya jadikan contoh situs yang saya tidak tahu bisnis modelnya. Mungkin bisa langsung kontak ke Momon..