LabanaID
9 tahun lalu saya memulai eksperimen tech-blog Labana.id. Minggu lalu eksperimennya berakhir. Saya mengarsipkan seluruh websitenya ke labanaid.labanapost.com setelah mati sure selama beberapa tahun.
Sebelum menutup Labana.ID, saya sempat bernostalgia membaca artikel-artikel lama soal tutupnya tech blog GigaOM, Pando Daily, Recode. (yang tahu blog-blog ini, jangan lupa kemana-mana bawa minyak angin, ya?)
LabanaID sempat lumayan naik sejak mendapat “angin” dari Techinasia gegara tulisan saya soal Bukalapak.
DailySocial
Hari ini saya dikagetkan oleh twit Wiku soal pisahnya Hybrid.co.id dari DailySocial. Belakangan justru saya baru tahu terjadi perubahan besar di DailySocial. Techinasia bahkan melaporkan terjadi PHK massal di DailySocial. Wow.
Para founder DailySocial sendiri bertransformasi menjadi DiscoveryShift dan akan memfokuskan bisnisnya menjadi lebih ke investasi, jasa konsultasi dan layanan AI. Saya kurang tahu persisnya seperti apa.
Senja Kala
Di sekitar 10-15 tahun lalu, tech blog menjamur. Tidak hanya di luar negri, tetapi juga di Indonesia. Selain DailySocial, LabanaID, TeknoJurnal (hibernasi, timnya pindah ke Gadgetren), StartupBisnis.com (sudah duluan tutup), Navinot.com, dll.
Melihat bagaimana tech blog yang diluncurkan oleh jurnalis senior seperti GigaOM, PandoDaily, dan Recode bisa tumbang, saya memang sudah pesimis tech blog bisa bertahan secara bisnis. Ini dengan konteks tech blog yang utamanya mengandalkan produk “artikel/essay” saja ya. Karena model bisnisnya terbatas ke iklan saja.
Sebagai profesional di Product Management (PM), saya menerapkan basic (PM) thinking: hipotesa dan validasi. Walaupun tanpa problem statement. Haha. Itulah mengapa saya iseng bereksperimen membuat LabanaID. Hasilnya, long story short, memang tidak sustainable secara bisnis. Produknya hanya satu: konten (artikel), dan model bisnisnya juga hanya satu: iklan. Google AdSense hanya mampu menghidupi biaya server dan domain (yang nilainya tidak seberapa). Itu pun semakin lama semakin tidak menghasilkan.
Rama, Amir, dkk sudah piawai menurut saya dalam mengembangkan DailySocial. Tidak hanya mengandalkan “konten”, DailySocial berkembang dengan banyak variasi produk. Event organizing (hackathon, seminar, etc), jasa konsultasi/riset, direktori startup, Youtube channel, startup launcher/bootcamp (DS Launchpad), dll. Itu mungkin sebabnya DailySocial sebagai media bisa bertahan selama ini.
Tech blog yang mengandalkan konten mungkin masih punya potensi, tapi mungkin waktunya tidak sekarang. Untuk sekarang menurut saya tech blog yang fokusnya mengandalkan konten saja hanya menunggu senja kala tiba.