Di buku Aswath Damodaran yang berjudul Investment Valuation, kita bisa temukan berbagai metode valuasi saham. Ada beberapa yang general, ada juga yang spesifik untuk kondisi tertentu. Mengetahui mana metode valuasi saham yang paling sesuai tentu sangat penting, karena hasil perhitungannya akan menjadi lebih akurat dan berdasar.
Berikut rangkuman metode valuasi dan variasi-variasinya:
Kategori | Metode | Variasi | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|---|---|
Generalist | Discounted Cash Flow (DCF) | FCFF (Free Cash Flow to Firm) | Paling fundamental dan teoritis. Fokus pada kemampuan operasional perusahaan menghasilkan kas untuk semua penyedia modal (ekuitas & utang). | Membutuhkan banyak asumsi (tingkat pertumbuhan, WACC, nilai terminal) yang sangat sensitif. |
FCFE (Free Cash Flow to Equity) | Lebih langsung untuk investor saham karena fokus pada arus kas yang menjadi hak pemegang saham setelah membayar utang. | Sulit diterapkan jika struktur utang perusahaan sering berubah. Tetap membutuhkan banyak asumsi. | ||
Dividend Discount Model (DDM) | Sangat sederhana dan intuitif karena menggunakan dividen, yaitu arus kas yang benar-benar diterima oleh investor. | Tidak bisa digunakan untuk perusahaan yang tidak membagikan dividen atau rasio pembayarannya tidak stabil. | ||
Generalist | Relative Valuation | Multiples (P/E, P/B, EV/EBITDA, dll.) | Cepat, mudah dipahami, dan mencerminkan sentimen pasar saat ini. Sangat berguna untuk mengukur seberapa mahal/murah saham relatif terhadap pesaingnya. | Sangat bergantung pada asumsi bahwa pasar menilai perusahaan pembanding secara benar. Jika seluruh sektor sedang overvalued, maka valuasi akan ikut overvalued. |
Specialist | Asset-based Valuation | Net Asset Value (NAV) | (Properti/Holding Company): Sangat akurat untuk perusahaan yang nilai utamanya terletak pada aset neraca yang dapat dijual (seperti tanah, gedung, atau saham di perusahaan lain), bukan dari arus kas operasionalnya. | (Dalam Spesialisasinya): Sulit untuk mendapatkan nilai pasar wajar yang akurat untuk setiap aset. Pasar seringkali memberikan “diskon terhadap NAV” yang sulit ditentukan besarannya. |
Specialist | Excess Return Model | (Tidak ada variasi umum) | (Bank & Jasa Keuangan): Metode paling superior untuk bank karena mengatasi masalah definisi “arus kas”. Fokus pada kemampuan bank menghasilkan laba (ROE) di atas biaya modalnya (ke?). | (Dalam Spesialisasinya): Sangat bergantung pada keakuratan nilai buku akuntansi dan sulitnya memproyeksikan ROE jangka panjang secara konsisten. |
Specialist | Contingent Claim Valuation | Option Pricing Models | (Aset Opsi): Satu-satunya metode yang bisa menilai aset yang memiliki karakteristik seperti opsi, contohnya: paten, konsesi tambang yang belum dikembangkan, atau bahkan ekuitas di perusahaan yang di ambang bangkrut. | (Dalam Spesialisasinya): Membutuhkan input yang kompleks dan seringkali sulit diestimasi (misalnya, volatilitas nilai aset, jangka waktu, dll). Sangat rumit secara matematis. |