in Digital

Meninggalnya Soeharto, Hidupnya Media Berita Online

Mantan presiden RI ke-2, Soeharto telah meninggal dunia. Seluruh media ramai memberitakannya. Mulai dari media radio, televisi, cetak, dan tentunya media online tidak ketinggalan.

Saya tidak ingin membahas polemik seputar kematian Soeharto. Yang menjadi perhatian saya adalah media yang memberitakannya. Mulai dari kabar meninggalnya Soeharto di RSPP 27 Januari lalu, sekitar pukul 13.00, bisa dikatakan tidak ada siaran lain di seluruh stasiun televisi. Seluruh stasiun televisi memberitakan setiap detik momen – momen yang terjadi seputar kematian Soeharto. Praktis, masyarakat Indonesia tidak punya pilihan lain selain melihat berita ini. Bahkan hari ini (28 Januari), mulai dari pukul 07.00 (bahkan mungkin dari sebelumnya), hampir sama sekali tidak ada siaran lain di televisi selain detik – detik menjelang pemakaman Soeharto tersebut.

Lalu, apakah selama dua hari ini (27-28 Januari), tidak ada kejadian penting lainnya di Indonesia maupun dunia? Tentu saja ada. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi terbaru lainnya? (Selain informasi seputar wafatnya Soeharto). Media berita online jawabannya. Walaupun berita utama di Detikcom, Kompas.com, OkeZone, dll masih seputar wafatnya Soeharto, tetapi media – media online ini memiliki kanal – kanal (channel). Dan kanal ini masih tetap aktif memberikan informasi. Misal saja : techno.okezone.com, detikinet.com.

Interaksi

Media berita online memang memiliki beberapa keterbatasan di banding media televisi, diantaranya adalah visualisasi (audio maupun video) secara realtime, jangkauannya yang untuk saat ini masih terbatas di Indonesia. Tetapi media berita online juga memiliki kelebihan yang luar biasa : Interaksi. Di media televisi, anda tidak bisa memilih mana yang ingin anda tonton (tidak bisa berinteraksi). Pilihannya hanyalah ganti channel, atau matikan televisi. Sedangkan di media online tidak demikian. Kalau anda tidak suka berita di headline, anda bisa masuk ke kanal – kanal yang tersedia. Seperti yang kita alami dua hari ini, ketika semua televisi memberitakan (hampir non-stop) kematian Soeharto, para pelaku bisnis tetap bisa mengikuti berita tentang bisnis di Bisnis.com, para pelaku IT bisa tetap mendapatkan informasi dari Detikinet.com, dst. Memang media televisi menyajikan alternatif berita lain melalui fasilitas Newsticker (teks berjalan di bagian bawah layar televisi). Tetapi informasi yang bisa diberikan disini pun sangat terbatas.

Jadi kalau anda (mungkin termasuk saya) ingin bergerak di media online, ini adalah salah satu nilai lebih dari media online. Masih banyak nilai lebih lain yang bisa digali, apalagi dihubungkan dengan kata kunci utamanya : interaksi.

Write a Comment

Comment

  1. That’s right bro! kalau dengan media internet memiliki cakupan luas dibandingkan media TV.
    tapi tentunya karena adanya berita meninggalnya Pak Soeharto, para media mereguk keuntungan dengan jumlah besar hanya dalam 2 hari ini saja!
    Penjualan content berita antara stasiun televisi tentu tidak terelakkan dan berita menjadi sesuatu yang sangat mahal di arena televisi indonesia!

  2. Yah benar juga. Saya menyaksikan di portal berita lokal Makassar, tribun-timur.com, berita Soeharto malah hampir tidak ada. Justru yang ramai adalah berita-berita terbaru seputar Makassar. Seolah-olah tidak ada peristiwa yang begitu menyita waktu dan energi TV Jakarta. Lewat TV kita melihat bagaimana kesedihan Jakarta, persisnya kesedihan Cendana, menjadi seolah-olah kesedihan seluruh Indonesia berkat “jasa” siaran TV.