Inget jaman dulu Detik.com sering disindir – sindir, sebagai “Portal Iklan yang Ada Beritanya..” ?. Setelah redesign, agak mending memang. Dan Budiono Darsono (Pimred Detik) pun pernah bilang di blognya, di halaman depan Detik hanya akan ada 14 banner. Waktu itu saya iseng sempat hitung, dan jumlahnya memang 14. Enggak tahu kalau sekarang.
Tapi kemarin saya lebih kaget lihat KapanLagi.com, beginilah tampilannya :
Lebih – lebih dari Detik.com jaman dulu menurut saya, maka istilah ini mungkin pas : Portal Iklan yang “Mungkin” Ada Beritanya
Ya, saya mengerti, mereka juga diburu target sales, dan memang bagaimanapun model bisnis online di Indonesia saat ini yang paling jelas ya itu, banner iklan.
UPDATE
Ada komentar yang masuk tertulis dari Tim KapanLagi.com di bawah. Thanks sudah mampir *terharu*..
Anyway.., saya rasa dengan pengalaman Tim KapanLagi yang tentunya sudah senior di jagad online Indonesia, mereka pasti mampu menemukan model bisnis lain (yang mungkin masih seputar iklan), tapi tanpa merusak kenyamanan membaca di website mereka sendiri. Tapi memang keputusan itu harus datang dari puncak manajemennya. Karena sering saya menemukan kalau ternyata tim sales, tim redaksi, ataupun tim developer sebuah website sebenarnya menyadari hal ini, tapi apa daya toh yang memegang keputusan puncak tetep bukan mereka.
kalo okezone gimana tuh? 😀
Okecoy juga kaeknya (ninja)
tapi kasian juga sih gan sama AE-nya, targetnya gila-gilaan.. 😀
tapi gw juga males kalo berat gara2 iklan.. 😀
iya, walaupun terkesan ramai iklan tapi berita2 yg di tampilkan sya rasa cukup akurat dan terpercaya .. karena kalau ga ada beritanya atau cuma iklan aja
mana mungkin pemasang iklan percaya dan pasang di web tersebut ..
cmiiw
@dwaan @nandrito Iya tuh gan.. target ke AE emang luar binasa sih.. 😀
Ooh.. ini memang konteksnya sindiran aja kok bro.. 🙂
Hi Okto Silaban,
Terima kasih atas review-nya. Merupakan suatu kehormatan menjadi perhatian blogger.
Tanpa bisa membela diri: ya, iklannya terlalu banyak, bulan laris kata orang dagang. Tetapi memang menyedihkan, butuh penghasilan sementara imbasnya pada kenyamanan user yang berkurang.
Inginnya memang hanya menampilkan iklan text seperti Google, tapi tentu tidak cukup untuk bayar gaji 80 karyawan lebih. Segala saran, kami terima dan menjadi pertimbangan kami. Jangan ragu untuk selalu menghubungi kami: support[at]kapanlagi[dot]net. Kalau bukan sekarang, KapanLagi? 🙂
Salam,
Tim KapanLagi.com
secara keseluruhan kalau web detik ane liat kaya web yang di pasang adsense atau ngejar setoran dengan kata lain’a sehingga informasi yang ditampilkan kurang menarik
fyuh… vivanews juga sama 🙂
Hai.. Ternyata sampai ke Tim KapanLagi tulisan ini.. 😛
Ha..ha.., ya saya mengerti sulitnya mengejar target sales. Paling riil dapetin revenue memang dari banner ads. Tapi saya yakin KapanLagi bisa mendapatkan model revenue lain yang setidaknya tidak mengganggu mata pengunjung websitenya.
hahahaha…
mas okto, didengerin ama kapanlagi 🙂
seru jugaa tu mas………
kapanlagi, kok banyak to 80 karyawan,bikin apa aja?
Menurut saya situs yang memasang iklan banyak itu tidak salah tidak juga benar karena mereka memang bertujuan menghasilkan uang sebanyak mungkin. Namun konsumen atau pengunjung situs itu yang masih “tidak apa-apa” (atau mungkin terpaksa karena tidak ada situs alternatif lain yang memiliki kualitas selevel dengan situs itu) dengan iklan yang terlalu banyak itu. Sikap “tidak apa-apa” inilah yang membuat kualitas situs itu menurun karena terlalu banyak iklan. Kalau pengunjung situs itu menurun drastis sudah pasti pemilik situs menganalisa apa penyebabnya dan memperbaiki kesalahan tersebut (dalam kasus ini mengurangi iklan). Jadi untuk memperbaiki kualitas situs itu ya harus dimulai dari diri kita sendiri sebagai sang pengunjung situs, bila merasa iklan itu terlalu banyak kita stop mengunjungi situs itu dan hukum alam akan bekerja dengan sendirinya. Jangan “tidak apa-apa”, hal inilah yang membedakan antara negara maju dengan negara berkembang. Mereka berpegang teguh pada prinsip meskipun keras bukan berpegang pada “tidak apa-apa”. Majulah Indonesia.
Saya mau pamer dikit 🙂 Dulu start-up saya infokost.net (sekarang infokost.id) isinya melulu iklan, alias iklannya adalah contentnya (hampir semua informasi kost yg ada di infokost dibayar oleh pemilik kost, jadi seperi pemasangan iklan, dan informasi itulah yang menjadi content utama infokost).
Okto apa kabar?
Kalau situsnya direktori listing ya pasti iklan semua lah isinya. Haha.
Baik, Mas. Gimana premhouse.com nya? Sudah gede nih kayaknya.