Google Nexus 6 Turun Harga dan Nexus 5 Generasi Kedua

Berhubung Nexus 4 yang sudah saya gunakan 2 tahun lebih itu sepertinya baterainya drop, saya sedang mencari alternatif ponsel baru. Seperti pernah saya bahas dulu, saya sih pengennya tetap menggunakan Android keluaran Google, alias Nexus. Alasannya sederhana, karena ini satu-satunya seri Android yang pasti di-support 100% hardwarenya (dan harusnya paling optimal), selalu mendapat update OS … Continue reading Google Nexus 6 Turun Harga dan Nexus 5 Generasi Kedua

Alamat Lengkap

Setiap kali menemukan formulir yang meminta mengisikan alamat lengkap, saya selalu bingung. Ini maksudnya alamat lengkap apa ya? Bagi anak rantau pasti familiar dengan ini. Karena biasanya KTP masih menggunakan daerah asal, dan sekarang tinggal di tempat yang bisa sewaktu-waktu berubah. Entah itu alamat kos, rumah saudara yang ditempatin, rumah sewaan, atau mungkin apartemen milik … Continue reading Alamat Lengkap

[Update] Bagaimana Prosedur Penutupan Situs di Indonesia ?

Di negara yang sangat liberal seperti Amerika Serikat (AS) pun, masih ada payung hukum yang bisa menjadi landasan penutupan sebuah situs. Entah karena kasus kriminal, masalah hak cipta, isinya yang menyebarkan kebencian, dll. Padahal AS terkenal sangat menjaga kebebasan berpendapat. Lalu bagaimana di Indonesia?

Sejak sekitar pilpres kemarin, banyak sekali muncul media-media online yang isinya sarat dengan provokasi isu SARA. Ada yang agak halus, tapi tak sedikit yang terang-terangan. Ada yang terang-terangan mendukung kelompok atau profil tertentu, ada juga yang “pura-pura” netral tetapi menjatuhkan kelompok atau figur yang lain.

Tifatul Sembiring, menkominfo kala itu, banyak di-mention di Twitter. Banyak yang mempertanyakan mengapa kalau urusan menutup situs yang digolongkan pornografi cepat sekali, sementara untuk situs-situs fitnah tadi tidak ada tindakan? Jawaban beliau kalau saya ringkas kurang lebih “Nah, dulu saya blokir situs dicela, sekarang malah minta saya blokir situs. Hehe.” Saya lupa kalimat persisnya, coba cek saja di akun Twitter beliau. Continue reading “[Update] Bagaimana Prosedur Penutupan Situs di Indonesia ?”

Jokowi Koruptor dan Prabowo Antek Asing

“Nabok Nyilih Tangan” ini istilah dalam bahasa Jawa, tapi sepertinya sudah umum diketahui masyarakat secara nasional. Belakangan (atau mungkin dari dulu kali ya), ini sering sekali dilakukan media-media online. Kalau kita ambil contoh kasus sewaktu Pilpres 2014 kemarin, media-media online itu tidak jarang memberikan judul sensasional dengan isi yang sebenarnya tidak sesuai substansi judulnya. Ilustrasinya … Continue reading Jokowi Koruptor dan Prabowo Antek Asing

Katanya Loyal sama Produk Lokal ?

“Kita tuh jangan mau dikuasai asing. Cobalah belanja pake Tokopedia, Kaskus, Bukalapak. Social medianya pakai Sebangsa atau Mindtalk. Sudah offline dikuasai asing, masa online juga.” Tapi ditulis di Facebook, pake henpon produk Korea yang diproduksi di China, lalu disebar via Twitter, Path dan Whatsapp. Kalaupun yang nulis beneran belanja di “e-commerce” lokal tadi, kemungkinan yang … Continue reading Katanya Loyal sama Produk Lokal ?

Para Pawang Burung Biru

Saya sering mendapatkan para pawang burung biru (sopir taksi Blue Bird) yang punya latar belakang yang tidak umum. Ada yang sarjana, ada yang S2, ada yang freelancer di media, ada juga yang jadi reseller jasa dukun sih. Beneran. Sebagian saya masih ingat cukup detail. Ini sebagian itu: S2 dan Konsultan UKM Pawang yang terakhir mengobrol … Continue reading Para Pawang Burung Biru

Review Film: 2014 – Siapa di Atas Presiden

Tadinya saya membaca ulasan film dengan judul 2014 ini di majalah Tempo. Ulasan film oleh Leila S. Chudori ini menyiratkan kesannya kurang puas dengan film ini. Tetapi buat saya, dengan adanya film Indonesia ber-genre seperti ini saja saya sudah cukup senang. Karena judul filmnya “2014”, dan subjudulnya “Siapa di atas Presiden?” otomatis orang akan berpikir … Continue reading Review Film: 2014 – Siapa di Atas Presiden

Begini Pengalaman Saya Melaporkan SPT (Pajak Penghasilan) Secara Online

djp

Tahun 2013

Tahun 2013 lalu, saat masa pelaporan SPT saya diberitahu kalau fitur pelaporan SPT secara online sudah tersedia. Alamatnya djponline.pajak.go.id. Setelah mendengar presentasi tim dari kantor Pajak sekilas saya rasa agak ribet. Karena pembuatan dan aktivasi akunnya masih membutuhkan proses manual ke Kantor Pajak.

Jadi untuk bisa melaporkan secara online kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Nah untuk bisa aktif, akun ini perlu verifikasi nomor e-FIN (Electronic Filing Identification Number). e-FIN ini dikeluarkan oleh kantor pajak. Nah disini perlu proses manual. Saya lupa detailnya. Saat itu dilakukan kolektif bersama rekan-rekan kerja saya. Jadi pokoknya tahu – tahu sudah dikirimin aja e-FIN nya.

Pengalaman mengisi SPT Online tahun 2013 itu juga tidak begitu bagus. Saya berhasil aktivasi, login, ganti password. Setelah logout saya gagal login lagi. Reset password, berhasil, login lagi, terus bingung cara isi form nya. Lalu saya logout lagi karena ada meeting. Kembali ke meja, login gagal, server down. Dst. Tampilan situsnya juga jelek menurut saya. Gak usah urusan desain deh,  layout (user interface) nya saja sudah membingungkan menurut saya.

Singkat cerita setelah beberapa kali percobaan, bersama teman-teman yang juga kebingungan, sebagian besar dari antara kami akhirnya berhasil menyelesaikan pelaporan SPT secara online ini. Tapi dalam hati kecil saya, saya curiga di tahun 2014 (yaitu tahun ini) nanti paling sistemnya berubah lagi, akunnya harus create lagi, dst. Disitu saya merasa sedihTM.

Lalu bagaimana kali ini di tahun 2014?

Continue reading “Begini Pengalaman Saya Melaporkan SPT (Pajak Penghasilan) Secara Online”

Bekerja dari Rumah Tidak Selalu Lebih Baik

Kalau dengar pembicaraan orang-orang di kantor, sepertinya banyak sekali yang kepingin “work from home”. Ceritanya kerja remote gitu. Enak, gak perlu habisin waktu macet di jalan. Bisa sambil ngurus anak. Bisa bebas pake baju, gak pake baju pun bisa. Untuk urusan komunikasi gampang. Ada Lync (kalau yang pake Microsoft-based), bisa chat, video maupun audio call, … Continue reading Bekerja dari Rumah Tidak Selalu Lebih Baik

Pelajaran dari Mengikuti Lari 17km

sumber gambar: dunialari.com

5k, 10k, 17k, 22k, beberapa jarak yang sering jadi pilihan dalam acara lomba lari. Saya sendiri dulu cukup rutin lari di treadmills karena alasan yang cukup sederhana. Tapi untuk ikutan lomba lari yang sedang marak-maraknya kala itu saya masih enggan. Kayanya males aja gitu bangun subuh-subuh, pergi ke Sudirman cuman buat lari-lari. Ongkos pulang pergi taksinya aja udah berapa. Daftarnya bayar lagi, hih..!. Yeah.., I’m a cheap bastard. Haha.

*eh iya, buat yang awam ‘k’ itu maksudnya kilometer.

3K

Tapi akhirnya di Juni 2013 saya ikut lari 3K dalam acara Aquarius Sebelasthlon. Lari lucu-lucan kalau kata teman-teman saya yang sudah ikut lari 5k, 10k, dll. Kemudian di 2014, bulan Agustus akhirnya saya ikut Silverun, penyelenggaranya organisasi pengacara-pengacara pasar saham gitu deh. Entahlah apa namanya. Keduanya tentu saja gratis. Hehe.

11K

Untuk yang Silverun ini cukup jauh jaraknya, 10k. Sewaktu lari saya ikut tracking juga dengan aplikasi Endomondo di Android saya, jarak aslinya dari start sampai finish malah sebenarnya 11k lebih. Ternyata tidak seperti perkiraan saya, setelah selesai tidak capek-capek amat ya 11k itu, hehe. Entah karena saya gak ngoyo kali ya. Waktunya? 1 jam 9 menit 4 detik (kalo menurut Endomondo). Ya jelas saya bukan juaranya. Walaupun para pelari dari Kenya itu gak ikut pun, saya pasti gak bakal juara deh.

17K

Lalu, karena penasaran, dan juga karena (lagi-lagi), gratis, hehe, saya ikut Independence Run di bulan yang sama, tahun 2014. Saya pilih yang kategori 17k, karena cukup pede dengan hasil yang 11k kemarin. Saya baru tahu, ternyata lari di jalan itu tidak separah yang saya bayangkan.

Tapi, kali ini saya ceroboh. Orang-orang sering bilang, H-1 sebelum lari harus carbo loading. Biar energinya banyak. Berhubung 17k itu jarak yang jauh bagi saya, ya saya coba ikuti. Jadi jam 10 malam H-1, saya merasa saya perlu carbo-loading. Jadilah saya ke warung makan Padang terdekat. Dengan 1 rendang, 1 ayam goreng dada yang ukurannya jumbo, ketimun potong, daun singkong, gulai nangka, plus nasi porsi kuli, semuanya saya habiskan dalam tempo sekejap. Alhasil, kekenyangan membuat saya tidak bisa tidur. Berbaring saja sulit. -__-

Continue reading “Pelajaran dari Mengikuti Lari 17km”

Ngeblog karena Komentar

Beberapa kali teman-teman saya yang sudah punya blog bilang, mereka sebenarnya pengen nulis rutin di blog. Tapi seringkali bingung apa yang mau ditulis. Terutama mereka yang menghindari menulis “ala diary”, alias tidak mau menceritakan kehidupan pribadinya di blog. Karena memang topik ini yang paling gampang dibahas di blog sih. Nah kalau sudah buntu begitu, salah … Continue reading Ngeblog karena Komentar